Membaca posting Mbak Wid dulu yang berjudul: Hiroshima Peace Memorial Museum, saya sempat terperosok ke dalam lembah menakutkan, yang lebih sering dikenal sebagai: Kengerian.
Barangkali sejarah buruk memang selalu menyeramkan, walau anehnya terus berulang kejadiannya, mengingatkan pada syair getir yang pernah saya tulis untuk diri sendiri, yang entah mengapa hari ini ingin saya bagi…
Â
setelah selesai perang
tak ada lagi yang tersisa
hanya luka
tanpa secuilpun asa
Â
setelah selesai perang
hanya angan tersisa
tentang hari ini, kemarin
atau esok yang memang
tak pernah bisa berharap
Â
setelah selesai perang
selalu ada jeda
untuk perang yang lebih dahsyat
karena kita
terlalu banyak berlatih, terlalu pintar
untuk perang selanjutnya
(‘Setelah Selesai Perang’ dalam Di Bawah Kibaran Dosa).
Â
Saya hanya berharap, semoga tak hanya Jepang yang merasa bersalah, agar tak perlu ada lagi perang di manapun dan dengan alasan apapun.
Tapi sepertinya harapan saya terlalu muluk, karena nyaris setiap waktu saya masih saja mendengar perang dikumandang oleh entah siapa serta entah untuk apa.
Apakah perang memang seperti itu? Sesuatu yang katanya tak seorangpun menginginkannya, namun anehnya justru semua orang melakukannya dengan amat bersungguh-sungguh…!!!
Â
Dari saya yang merindukan dunia tanpa perang,
Ahmad Maulana S.
Kepala Suku Genk Cinta yang Penuh Konflik Tahun 2222 SM.
-oOo-
Ikuti Event Surat-menyurat di SINI