tangis ngarai yang beku dalam keanggunan
Â
malam keseribu bersama simfoni
yang tidak lagi biru
kenyataan semendung air mukaku
mengalirkan hujan deras
dari dua belah jendela hati
yang semakin rabun
menyisakan hanya hitam
hanya sunyi hanya duka
pengisi hari demi hari
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!