Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Apakah Kamipun Tak Lebih dari sekedar Tokoh Fiksi, Tuhan?

4 Agustus 2015   08:27 Diperbarui: 4 Agustus 2015   10:36 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini ia mengambil posisi Na, yang menjelma malaikat wanita yang dikirim Tuhan untuk menyelamatkan Ben, dan memberikan kepada Ben milyaran rasa nyaman yang mendamaikan.

Ci tahu bahwa dirinya berhasil membuat Ben berhenti berlari. Dan itu adalah sebuah keberhasilan... yang penuh dengan kesedihan!

Dilihatnya Ben berkata dengan amat lembut namun serius.

“Fondasi pengayaan pikiranmu telah selesai dan kau miliki kini, Ci... dan Ci sekarang insya Allah telah menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Tinggal satu hal lagi yang akan Ben ajarkan kepada Ci... yaitu tentang bisnis dan seni dalam bernegosiasi. Dan setelah itu, Ben akan kembali pergi dan berlari...”

Tapi Ci tak ingin lagi membiarkan Ben untuk terus berlari.

Dengan segala cara Ci mengulur pelajaran terakhir yang tengah diberikan dengan sabar oleh Ben. Walau ternyata waktu tetap saja cuma waktu. Tetap tiba saatnya untuk Ci mengakhiri semua materi yang dibagi oleh Ben.

Dan Ben, sudah tidak lagi pernah bisa untuk berlari. Sebab Ben telah kehilangan segala yang mampu untuk membuatnya tetap dapat berlari dan terus hidup. Sebab untuk hidup, manusia memang hanya butuh tiga hal yang amat sederhana: Cinta, harapan serta impian. Dan Ben tak pernah lagi memiliki ketiganya, atau meski cuma salah satu darinya saja.

Ben mati, sebagai pecundang terhebat yang sempat tercatat oleh sejarah.

“Tidaaakkk…!!!” teriak Ci sambil membuka matanya lebar-lebar dan mengusir semua bayang semu yang telah tertransfer dari mata Sa.

Tapi Sa sudah tak ada lagi. Begitu juga Ben. Sebab setelah ini, dimulailah episode terakhir dari trilogi “Dunia Aneh Si Ben”: Pelajaran bisnis terakhir untuk Ci.... dalam sebuah jilid yang penuh intrik serta sarkastik, walau masih tetap penuh nuansa merah jambu yang mengabu seperti yang biasa menjadi ciri khas Ben, dengan romantisme sarkas yang agak liar dan mengabur. Dan setelahnya... hanya ada Ci. Tanpa Ben. Tanpa Sa juga tanpa Ajo. Selamat menjadi manusia, yang selalu berusaha untuk menjadi hamba sejati bagi Tuhannya, dengan cara biasa, tak biasa, atau dengan cara apapun juga. T,T

Klik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun