Inilah tanggapan yang syedap dan penuh gizi tersebut, yang kembali saya bagi kepada teman-teman Kompasianers yang berminat menyantapnya. Monggo…^_
#
"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". (QS Ar Ra'd [13]:11).
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa seorang pencuri yang diajukan kepada Umar bin Khattab ra, mengatakan bahwa dirinya melakukan pencurian karena sudah ditakdirkan Allah. Lalu dengan tangkas Umar bin Khattab menjawab bahwa bila tangannya dipotong, juga merupakan takdir Allah.
Allah Azza wa Jalla tidak boleh dipersamakan dengan pembuat arloji. Setelah arloji itu dibuat dan dilempar ke pasar maka ia tak tahu lagi bagaimana nasib arloji tersebut, apakah masih berputar atau sudah mati dan berakhir sebagai barang afkir. Allah SWT senantiasa memonitor dan mengontrol makhluk-Nya.
#
Hmmm.......membaca note ini begitu menyentil dengan kalimat-kalimat yang mengundang deja vu. Apabila kita melakukan sesuatu, janganlah berharap akan datangnya mukjizat, karena itu sama saja dengan membenamkan sebelah kaki ke dalam lumpur. Terima kasih sdh diingatkan, Brader Bayangan.
#
Apakah yang dimaksud dengan "Mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri"
Tataplah sosok seorang Mush’ab bin Umair ra yang hidup pada masa Rasulullah SAW. Ia putera seorang konglomerat Makkah. Namanya menjadi buah bibir masyarakat, terutama kaum mudanya. Sebelum masuk Islam ia dikenal dalam lingkaran pergaulan jet set. Namun, suatu hari mereka tak lagi melihat sosoknya. Mereka kaget ketika mendengarnya sudah menjadi pribadi lain.
Benar, ia sudah bersentuhan dengan dakwah Rasulullah SAW dan hidup dalam kemanisan iman dan kedamaian risalahnya. Sehingga cobaan beratpun ia terima dengan penuh senyum dan kesabaran. Kehidupan glamour ia lepaskan. Bahkan dialah yang terpilih sebagai juru dakwah kepada penduduk Madinah.