Tari Remo selanjutnya selalu ditemukan pada acara pembuka kesenian Sandiwara Ludruk khas Surabaya, juga sering ditampilkan pada momen Pembukaan acara baik yang bersifat formal atau nonformal, untuk menyambut tamu atau pejabat yang datang di suatu daerah di Jawa Timur.
Filosofi Tari Remo
Siswi MTsN 4 Kota Surabaya menampilkan tari Remo dalam pembukaan kegiatan P5-RA di halaman Madrasah sebagai perwujudan Kurikulum Merdeka dalam aspek P5-RA (foto dokpri)
Ada banyak nilai filosofi dari tari Remo ciptaan Cak Mo.
Dalam tari Remo ada gerakan gedruk yang dilakukan penari dengan menghentakkan kaki ke bumi atau ke tanahÂ
Gedruk ini memiliki makna bahwa masing masing insan harus mempunyai suatu kesadaran diri atas setiap kehidupan di muka bumi.
Ada pula gerakan ‘gendewa’, yang memiliki makna jika manusia mempunyai sikap yang gesit layaknya anak panah yang terlepas dari busurnya. Kemudian ada gerakan ‘tepisan’, yang mana mengandalkan kecepatan dan ketepatan tangan.Â
Makna Tari Remo pada gerakan tersebut ialah penyatuan diri dengan kekuatan alam. Sementara gerakan ‘ngore remo’, artinya memperbaiki diri secara fisik.
 Properti Tari Remo
Wilayah Jawa Timur yang luas dengan beragam kebudayaan dan kearifan lokal yang berbeda tapi dalam hal busana yang dipakai oleh penari Remo, namun ada beberapa aksesoris wajib yang harus dikeluarkan oleh penari Remo.