Sesampai di lokasi atau areal Gunung Tangkuban Perahu kami perintahkan kepada seluruh siswa untuk menggunakan masker penutup hidung karena bau belerang dari kawah gunung sudah mulai terasa dan menyesak di dada.
Kesempatan belajar merdeka dengan materi Gunung berapi saya coba terapkan saat berwisata ke Gunung Tangkuban Perahu ini, inilah dialog interaktif sesame siswa yang saya dampingi.
Menikmati puncak Tangkuban Prahu harus bermasker (foto: dokpri)
Indah , panggilan Siti Indah Anjuni siswaku kelas 9F akhirnya bertanya? Kepada saya
“Pak kenapa koq bau belerang?”, pertanyaan yang bagus, tapi saya tak mau jawab karena ada Arjuna yang mau jawab.
“Karena Gunung Tangkuban Perahu, masih aktif dan kawahnya mengeluarkan bau belerang yang berasal dari kawah”, jawab Arjuna yang berperawakan tinggi besar tersebut.
“ Baik mari kita buktikan apa yang dikatakan Arjuna tadi, apa benar Tangkuban Perahu termasuk jenis gunung berapi yang aktif?,” coba lihat ke bawah sana, lihat kawah di bawah sana”
Sambil saya tunjukkan kawah gunung yang mengeluarkan uap berwarna putih dengan aroma bau belerang.
“ Betul Pak, bau belerangnya makin terasa kalau saya buka masker saya”, kata Annisa yang sejak tadi menyaksikan kawah tangkuban Perahu.