Mohon tunggu...
Ahmad zaenal abidin
Ahmad zaenal abidin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjahit kata

Seorang penyulam yang percaya bahwa jahitan kata bisa merubah dunia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Stoikisme Al-Hikam dalam Narasi Nobita

28 September 2022   09:34 Diperbarui: 28 September 2022   09:40 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Nobita coba mengambil jeda, meneruskan kembali renungan-renungan para sufi tentang awal mula kebahagiaan.

"Istirahatkanlah dirimu dari pengaturan-pengaturan, sesuatu yang telah Allah jaminkan untukmu, tak perlu lagi risau memikirkannya."

Allah telah jaminkan rezeki, menentukan takdir terbaik, jodoh hingga kapan kita kembali.

Hal-hal diluar kendali Nobita, seperti pesan Epictetus dan Syeikh Ibn Athailah, tak lagi membuat Nobita risau, Nobita mulai fokus menata masa depan anak-anaknya, merencanakan pendidikan, dari selasar rumahnya yang sederhana disertai segelas kopi Arabika yang disajikan Shizuka tercinta.

Saat Nobita bisa melawan keinginan, Nobita mulai bersyukur atas apa yang telah terjadi, bukan karena pintar seperti Dekisugi atau kaya raya seperti Suneo yang membuat Shizuka menerimanya, tapi karena ketulusan hati Nobita yang ingin membuat orang-orang disekitarnya bahagia.

Alam raya ini sejatinya hanya melakukan aktifitas biasa, perspektif kitalah yang membuatnya berbeda.  

Begitu gumam Nobita di senja hari nan temaram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun