Mohon tunggu...
Ahmad zaenal abidin
Ahmad zaenal abidin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjahit kata

Seorang penyulam yang percaya bahwa jahitan kata bisa merubah dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Algoritma Cinta Anak STM

1 Oktober 2021   11:56 Diperbarui: 1 Oktober 2021   12:05 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Halte Pakuan adalah satu-satunya hiburan di mana dia merasa hidup, berada di tengah hiruk-pikuk zaman di era perubahan dua tahun setelah tumbangnya orde baru.

"Siang, Teteh, mangga calik (Siang, Mbak, silakan duduk)," sapa Aryo ramah pada tiga orang gadis berseragam SMU yang berjalan melintas tepat di depannya.

Sapaannya dibalas cuek oleh tiga gadis  yang dituju, melangkah santai melewatinya tanpa ada jawaban, tanpa respons, seolah tak ada siapa-siapa di depan mereka.

"Teteh rambutnya lucu, cantik.," tambah Aryo nakal seolah tak peduli dengan gestur penolakan tiga gadis SMU itu.

Gadis berambut keriting panjang yang diikat kuda langsung menengok ke arah Aryo, alih-alih mendapat senyuman, gadis itu malah menampakan gestur penolakan dan tanpa senyuman segera membalikkan leher, melewati Aryo yang tertegun ragu.

"Serbuuuuu!!"

Pekik seseorang di seberang jalan, tangannya ditarik ke atas memberi komando, diiringi pekikan yang sama oleh puluhan temannya.

Mereka mulai menambah kecepatan, dari jalan menjadi berlari, menuju ke halte tempat Aryo dan teman-temannya berada.

"Yo!! Cabut, kita diserang!!" perintah Erwin pada Aryo.

Ya, Tuhan, Aryo panik, adrenalinnya naik, dilihat sekilas ratusan anak STM lain tengah berlari ke arahnya, tangan-tangan mereka membawa aneka senjata tajam, dari mulai pedang, samurai hingga gear yang diikat tali bersiap menghantam apa pun yang ada di depannya.

"Ikut gua!!" ujar Aryo berusaha tenang, gestur tangan dan matanya mengajak Erwin dan dua orang temannya berbalik arah menuju toko buku Gramedia di belakang halte.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun