Dikejarnya perlahan tiga orang gadis berseragam SMU tadi, lalu menyamakan langkah seolah mereka saling mengenal, dan memegang tangan gadis berambut keriting tadi seraya berkata pelan, "Teteh maaf, dibelakang mau tawuran, tolong sebentar, ya." Tangan Aryo memegang tangan gadis berambut keriting dengan ragu.
Gadis berambut ikal itu nampak kaget, gestur tubuhnya nampak juga ragu, tak sepatah katapun keluar dari bibir nya yang tipis. Tangannya lalu memegang jari-jari Aryo seraya berjalan menuju toko buku.
"Nih pegang." Gadis berambut ikal itu menyodorkan minuman dalam gelas plastik ke tangan Aryo.
"Makasih, Teh." Aryo menjawab setengah kaget.
Puluhan anak STM tadi telah memenuhi halte, lalu beringsut ke arah parkiran Gramedia hingga beberapa jengkal dari tempat Aryo dan temannya berjalan.
Mereka tak akan mengira bahwa Aryo dan temannya adalah anak STM yang mereka cari, karena lazimnya anak STM saat itu jomblo, berjalan serombongan dengan gadis SMU bukan stereotip anak STM saat itu, Â tapi anak SMA.
"Gak diminum juga kali." Tiba-tiba gadis rambut ikal itu berceloteh ke arah Aryo.
Entah karena gugup nyaris tawuran, haus dan deg-degan bertemu gadis, tanpa sadar Aryo menyeruput minuman yang dia pegang.
"Sorry teh, ga sengaja." Balas Aryo polos.
Saat kerumunan pelajar makin menumpuk dan menarik perhatian para pengunjung, tampak beberapa petugas security berhamburan keluar untuk membubarkan kerumunan seraya menenangkan situasi.
"Ini nih biangnya!!" Â Pekik seorang petugas security sambil menunjuk ke arah Aryo.