Mohon tunggu...
AHMAD SARIP SAEPULOH
AHMAD SARIP SAEPULOH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menembus Batas, Menggapai Keberkahan

SEDERHANA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Madinah Al Munawarah (Kontroversi Syi'ib)

21 Mei 2021   16:45 Diperbarui: 21 Mei 2021   16:49 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Si'ib  adalah sebuah tempat milik Abu Thalib. Sebuah lembah yang sempit di pinggiran Kota Mekah. Lembah yang memanjang dibatasi dinding-dinding bukit yang terjal. Untuk memasuki lokasi tersebut hanya ada satu jalan yang sangat sempit, siapapun akan diketahui baik yang masuk ataupun keluar dari Si'ib. Si'ib menjadi tempat bersejarah ketika pada tahun ke 7 kenabian menjadi wilayah kaum mukminin yang saat itu disebut pengikut Bani Hasyim dan Bani Abu Mutholib. Dan kemudian dijadikan wilayah yang diboikot oleh seluruh suku Quraish sesuai apa yang disepakati di Daarun Nadwah.

Selama 3 tahun kaum mukminin terisolir atau mengisolirkan diri di Si'ib. Bukan waktu yang sebentar dalam suasana pemboikotan baik sosial maupun ekonomi. Hampir kebanyakan sejarawan menyatakan bahwa pemboikotan terjadi sebelum kaum mukminin hijrah ke Si'ib. Si'ib dipilih setelah terjadi pemboikotan. Akan tetapi ada satu hal yang perlu dianalisa secara kritis. 

Apakah Si'ib menjadi lokasi pelarian kaum mukminin, atau sebaliknya Si'ib dijadikan lokasi kaum mukminin membangun satu komunitas steril, tidak lagi bercampur dengan tatanan sosial jahiliyah yang seharusnya memang dihindari sejak turunnya surat Al Muzamil dan Al Mudatsir di tahun-tahun awal. Hal yang mengakibatkan kepanikan Musyrikin Quraish sehingga timbul kebijakan untuk pemboikotan.

Al Mudatsir:5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah,

Al Muzamil:10. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.

Sterilisasi secara individual dan sosial telah digalakan sejak tahun-tahun awal, maka wajar jika tahun ke 7 setelah terbangun satu komunitas yang kuat Rosulullah mengumpulkannya dalam satu wilayah steril. Bahwa kemudian ada reaksi pemboikotan oleh Quraish, mereka kaum mukminin realitanya mampu bertahan hingga 3 tahun lebih.

Ada hal luput dari perhatian berkenaan dengan Si'ib. Dimana terjadinya moment vital dalam pergerakan Rosulullah  yang berhubungan dengan Si'ib.  Satu moment terjadi pada sesaat sebelum kaum Mukminin hijrah ke Si'ib, yaitu dibentuknya Daarul Arqoum sebagai pusat kebijakan politik. Sebuah lembaga Syuro dimana Allah mewajibkannya secara khusus sebagai prasyarat penentuan kebijakan politik bagi pergerakan kaum mukminin dalam pengabdiannya kepada Allah.

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (Asy Syura:38)

Satu moment lagi setelah Si'ib tidak lagi diboikot, dimana pada tahun ke 10 terjadinya Isro Mi'raj Nabi ke Sidrotul Muntaha, dimana paska moment tersebut Rosulullah diperintahkan untuk melaksanakan Furqon secara total, melaksanakan sterilisasi politik dan hukum di sebuah wilayah teritorial dimana tidak boleh lagi bersatu dengan wilayah Mekah yang  Jahil.

Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.(al Furqon:53)

Setidaknya terdapat 17 surat diturunkan sebagai petunjuk bagi kaum mukminin sesaat sebelum Hijrah ke Si'ib, dan saat kaum Mukminin melaksanakan kehidupannya di Si'ib. Yaitu di tahun ke 6-10

1.      Surat ke 29 Al Ankabut

2.      Surat ke 30 Ar Ruum

3.      Surat ke 31 Lukman

4.      Surat ke 32 As Sajadah

5.      Surat ke 34 Saba

6.      Surat ke 35 Fathir

7.      Surat ke 36 Yaa Siin

8.      Surat ke 37 Ash Shafaat

9.      Surat ke 38 Shaad

10.  Surat ke 39 Azzumaar

11.  Surat ke 40 al Mu'min

12.  Surat ke 41 Fushilat

13.  Surat ke 42 Asy Syuuro

14.  Surat ke 43 Az Zukhruf

15.  Surat ke 44 Ad Dukhon

16.  Surat ke 45 al Jaatsyiah

17.  Surat ke 46 Al Ahqoof

Dari 17 surat ini selain penanaman Ideologi berupa ayat-ayat tauhid dan hari akhir,  tentang perbandingan hamba Allah dengan mereka yang menolak eksistensi ketauhidan, akan tetapi yang paling penting daripada itu adalah bagaimana Allah membimbing kaum mukminin mempersiapkan sebuah konsep kehidupan steril yang mungkin akan dibangun suatu saat nanti. 3 tahun hidup bersama membangun tatanan sosial dan ekonomi diantara kaum mukminin tanpa suport dari manapun sudah cukup menjadikan komunitas Kaum mukminin lebih percaya diri untuk membentuk komunitas yang lebih luas dan lebar, mereka secara alamiah dididik untuk menjadi tangguh bertahan membangun persaudaraan saling tolong menolong sesama mereka. Tangguh untuk menjadi satu bangsa yang mandiri. Dan pada akhirnya, Si'ib menjadi ajang pengujian keimanan bagi kaum mukminin itu sendiri. Siapa diantara mereka yang menyerah, dan siapa diantara mereka yang sungguh sungguh dalam jihadnya.

Al Ankabuut:69. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

Menguak Tabir Misteri

Tidak ada satupun orang Quraish yang mengetahui secara pasti apa yang sedang dilakukan oleh kaum mukminin di Si'ib. Apa yang sedang dibangun, manusia model seperti apa yang kemudian mengikuti Rosulullah yang dari kacamata Quraish sedang dibuat menderita.

Al ankabut:2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

Si'ib adalah arena pengujian kesungguhan dalam perjuangan menegakan kalimat Tauhid. Pengujian diri dalam melaksanakan Jihad.

Al ankabuut: 6. Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

Untuk sama-sama membangun komunitas yang sama, kamunitas hamba Allah yang Shaleh.

Al Ankabuut: 9. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh benar-benar akan Kami masukkan mereka ke dalam (golongan) orang-orang yang saleh.

Tentusaja sterilisasi memberikan dampak, dimana orang-orang munafik yang diliputi keraguan menganggap Si'ib adalah sebuah siksaan dan penderitaan.

Al ankabuut:10. Dan di antara manusia ada orang yang berkata: "Kami beriman kepada Allah", maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah[1]. Dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: "Sesungguhnya kami adalah besertamu." Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia?

[1]. Maksudnya: orang itu takut kepada penganiayaan-penganiayaan manusia terhadapnya karena imannya, seperti takutnya kepada azab Allah, karena itu ditinggalkannya imannya itu.

Al Ankabuut:11. Dan sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman: dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang munafik.

Keraguan dalam pemboikotan baik sosial dan ekonomi meliputi keraguan dalam memenuhi kehidupan mereka. Tanpa dukungan selain mereka, mereka harus berdiri diatas kakinya sendiri. Pengujian keimanan menempatkan eksistensi Allah sebagai Maha Pelindung dan Pemberi Rizki bagi dirinya.

Al Ankabuut: 60. Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Memapaki Kebangkitan Kaum  Mukminin

Quraish menganggap Si'ib adalah anti klimaks perjuangan Muhammad SAW, setelah para pendukungnya dari tingkatan budak ditindas didepan umum sebagai peringatan, mereka memandang pemboikotan Si'ib adalah akhir perjuangan Bani Hasyim sebagai pendukung Beliau dan para pengikutnya. Dugaan Mereka salah besar. Si'ib adalah awal kebangkitan Rosulullah dalam perjuangannya membangun peradaban baru, peradaban Tauhid.

Fatir: 9. Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu.

Kehidupan justru mulai tumbuh di Si'ib, setelah kaum Quraish mengingkari kehidupan itu setelah sebelumnya kehidupan melingkupi tanah ini paska Ibrahim mendeklarasikan Suhuf nya. Kehidupan yang dimaksud adalah kehidupan yang penuh rahmat, kehidupan yang diatur dengan sistem yang akan memberikan rasa aman, kehidupan yang diatur oleh hukum-hukum Allah. 

Ketika Ibrahim menjadikan tanah ini sebagai tanah Haram, tanah yang dibangun dengan pondasi Tauhid dan Hukum Allah sebagai bangunannya. Si'ib justru kembali membangunnya di tanah yang sama, Mekah. Ketika di samping mereka kehidupan justru dibangun dengan sendi-sendi kejahiliyahan dan kemungkaran. Ketika kebanyakan kaum Quraish menolaknya.

Al Ankabuut:67. Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah?

Al Ankabuut:68. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?

Kaum Mukminin di Si'ib membangun syari'atnya sendiri. Dimana hal ini tidak mungkin dilaksanakan saat mereka hidup berdampingan dengan kaum Musyrikin. Rosulullah diperintahkan melaksanakan Syari'atnya sendiri seperti halnya Allah perintahkan kepada Bani Israil sebelumnya.

Al Jaatsyiah:

16. Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezki-rezki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya).

17. Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan (agama); maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan karena kedengkian yang ada di antara mereka. Sesungguhnya Tuhanmu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat terhadap apa yang mereka selalu berselisih padanya.

18. Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.

Setelah sebelumnya kaum Mukminin membentuk Daarul Arqoum sebagai badan musyawarah, maka di Si'ib lembaga tersebut benar-benar berdaulat dan membangun syari'at untuk dilaksanakan secara utuh oleh umat. Lembaga yang menjadikan wahyu sebagai hikmah, sumber hukum satu-satunya untuk berjalan diatas Shirothol Mustaqim, jalan kehidupan yang dibangun dengan dasar-dasar kebijakan ilmu yang dibangun oleh lembaga kerosulan. Seperti apa yang digambarkan didalam surat Yaa Siin.

1.      Yaa siin

2.      Demi Al Quran yang penuh hikmah

3.      Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul

4.      (yang berada) diatas jalan yang lurus

5.      (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang

Berdaulat Secara Ekonomi dan Politik

Pelajaran paling penting bagi kaum mukminin di Si'ib adalah ketika situasi kondisi memaksa mereka untuk berdaulat secara ekonomi dan politik. Mereka membangun ketahanan pangan selama 3 tahun tanpa pertolongan dari masyarakat luar di Mekah. Mereka mengatur dirinya sendiri secara politis. Membangun tata nilai sosial yang mapan. Tanpa kehidupan yang diatur dan teratur penuh loyalitas mereka akan terbawa suasana konflik, terutama ketika ketertekanan sosial ekonomi di awal-awal kehidupan mereka. Tanpa terasa mereka dididik oleh Allah secara alamiyah menjadi komunitas yang tangguh, seolah mereka dipersiapkan untuk menjadi penguasa berikutnya di Hijaz.

Selain gambaran dari Allah tentang kekalahan Romawi dari Persia akan berbalik menjadi sebuah kemenangan besar (surat Ruum), mereka diberi pelajaran penting tentang pergantian kekuasaan seperti apa yang digambarkan secara rinci didalam surat Shood. Ketika Allah menggambarkan begitu banyaknya bangsa-bangsa besar dimasa lalu telah dihancurkanNya. Terkena azab karena mendustakan Rosul yang memberi peringatan kepada mereka. Hal yang telah dilakukan oleh musyrikin Quraish kepada Rosulullah dan kaum mukminin.

Shaad:

12. Telah mendustakan (rasul-rasul pula) sebelum mereka itu kaum Nuh, 'Aad, Fir'aun yang mempunyai tentara yang banyak,

13. dan Tsamud, kaum Luth dan penduduk Aikah , Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu (menentang rasul-rasul).

14. Semua mereka itu tidak lain hanyalah mendustakan rasul-rasul, maka pastilah (bagi mereka) azab-Ku.

Allah memberi gambaran bagaimana Daud as telah berhasil membangkitkan Bani israil dari keterpurukan, membangun peradaban baru diatas hikmah.

17.    Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan).

20.    Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.

Termasuk gambaran beberapa nabi terdahulu dimana mereka komitmen dan konsisten tak tergoyahkan dalam membangun peradaban Tauhid. Mereka telah berhasil berdaulat dan merdeka tanpa pernah tunduk kepada penguasa zalim. Mereka tidak pernah menyerah dalam perjuangannya, mereka meyakini tanpa keraguan sedikitpun bahwa Allah akan menunjukan jalanNya menuju kemenangan.

Al Ankabuut:69. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

Bukan hanya mendapatkan pelajaran membangun kedaulatan sendiri, tapi juga bagaimana mereka membangunnya tanpa keraguan dan komitmen yang tinggi, membangun loyalitas dalam satu kesatuan kekuasaan Lembaga Kerosulan, tidak mengembangkan hawa nafsu kekuasaan yang mengakibatkan perpecahan menjadi berbagai golongan dan bangga terhadap golongannya sendiri. Mereka belajar hidup diatas sunnah, diatas fitrah, tata aturan yang dibangun menjaga tata nilai sosial dengan dasar-dasar spiritual yang berdiri tegak diatas Tatanan Tauhid.

Ruum

30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[1168],

31. dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,

32. yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.

Kontroversi Si'ib | Madinah Al Munawarah (shuffahinstitute.blogspot.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun