Setelah sebelumnya kaum Mukminin membentuk Daarul Arqoum sebagai badan musyawarah, maka di Si'ib lembaga tersebut benar-benar berdaulat dan membangun syari'at untuk dilaksanakan secara utuh oleh umat. Lembaga yang menjadikan wahyu sebagai hikmah, sumber hukum satu-satunya untuk berjalan diatas Shirothol Mustaqim, jalan kehidupan yang dibangun dengan dasar-dasar kebijakan ilmu yang dibangun oleh lembaga kerosulan. Seperti apa yang digambarkan didalam surat Yaa Siin.
1. Â Â Â Yaa siin
2. Â Â Â Demi Al Quran yang penuh hikmah
3. Â Â Â Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul
4. Â Â Â (yang berada) diatas jalan yang lurus
5. Â Â Â (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang
Berdaulat Secara Ekonomi dan Politik
Pelajaran paling penting bagi kaum mukminin di Si'ib adalah ketika situasi kondisi memaksa mereka untuk berdaulat secara ekonomi dan politik. Mereka membangun ketahanan pangan selama 3 tahun tanpa pertolongan dari masyarakat luar di Mekah. Mereka mengatur dirinya sendiri secara politis. Membangun tata nilai sosial yang mapan. Tanpa kehidupan yang diatur dan teratur penuh loyalitas mereka akan terbawa suasana konflik, terutama ketika ketertekanan sosial ekonomi di awal-awal kehidupan mereka. Tanpa terasa mereka dididik oleh Allah secara alamiyah menjadi komunitas yang tangguh, seolah mereka dipersiapkan untuk menjadi penguasa berikutnya di Hijaz.
Selain gambaran dari Allah tentang kekalahan Romawi dari Persia akan berbalik menjadi sebuah kemenangan besar (surat Ruum), mereka diberi pelajaran penting tentang pergantian kekuasaan seperti apa yang digambarkan secara rinci didalam surat Shood. Ketika Allah menggambarkan begitu banyaknya bangsa-bangsa besar dimasa lalu telah dihancurkanNya. Terkena azab karena mendustakan Rosul yang memberi peringatan kepada mereka. Hal yang telah dilakukan oleh musyrikin Quraish kepada Rosulullah dan kaum mukminin.
Shaad:
12. Telah mendustakan (rasul-rasul pula) sebelum mereka itu kaum Nuh, 'Aad, Fir'aun yang mempunyai tentara yang banyak,