Quraish menganggap Si'ib adalah anti klimaks perjuangan Muhammad SAW, setelah para pendukungnya dari tingkatan budak ditindas didepan umum sebagai peringatan, mereka memandang pemboikotan Si'ib adalah akhir perjuangan Bani Hasyim sebagai pendukung Beliau dan para pengikutnya. Dugaan Mereka salah besar. Si'ib adalah awal kebangkitan Rosulullah dalam perjuangannya membangun peradaban baru, peradaban Tauhid.
Fatir: 9. Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu.
Kehidupan justru mulai tumbuh di Si'ib, setelah kaum Quraish mengingkari kehidupan itu setelah sebelumnya kehidupan melingkupi tanah ini paska Ibrahim mendeklarasikan Suhuf nya. Kehidupan yang dimaksud adalah kehidupan yang penuh rahmat, kehidupan yang diatur dengan sistem yang akan memberikan rasa aman, kehidupan yang diatur oleh hukum-hukum Allah.Â
Ketika Ibrahim menjadikan tanah ini sebagai tanah Haram, tanah yang dibangun dengan pondasi Tauhid dan Hukum Allah sebagai bangunannya. Si'ib justru kembali membangunnya di tanah yang sama, Mekah. Ketika di samping mereka kehidupan justru dibangun dengan sendi-sendi kejahiliyahan dan kemungkaran. Ketika kebanyakan kaum Quraish menolaknya.
Al Ankabuut:67. Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah?
Al Ankabuut:68. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?
Kaum Mukminin di Si'ib membangun syari'atnya sendiri. Dimana hal ini tidak mungkin dilaksanakan saat mereka hidup berdampingan dengan kaum Musyrikin. Rosulullah diperintahkan melaksanakan Syari'atnya sendiri seperti halnya Allah perintahkan kepada Bani Israil sebelumnya.
Al Jaatsyiah:
16. Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezki-rezki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya).
17. Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan (agama); maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan karena kedengkian yang ada di antara mereka. Sesungguhnya Tuhanmu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat terhadap apa yang mereka selalu berselisih padanya.
18. Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.