"Orang asing, kau tampaknya memang sangat kuat," ucap si kumis tebal. "Maka dari itu kami terpaksa menghabisimu sesegera mungkin. Terima ini!"
Si gondrong dan si kurus lalu berlari cukup kencang ke depan. Saking kencangnya, tubuh dua orang ini menjadi seperti kelebatan bayangan.
Dimas bersiap-siap. Ia segera alirkan tenaga dalamnya. Seketika, sekelebat bayangan hitam hendak mendekati dirinya dari sisi kanan. Namun bersamaan juga, angin serasa menderu dari atas dengan cepat
Bum!
Tubuh si gondrong tiba-tiba menghempas tengkurap ke tanah dengan keras. Toya baja si wanita muda berhasil diantamkan ke arah bandit tersebut.
Dimas terkejut melihat itu. Namun, pandanganya segera beralih ke kiri saat bayangan yang sama mendekat dengan kecepatan tinggi. Pada jurusan depan pula ia dapati bayangan hitam yang sama melesat kencang ke arahnya.
Degup jantung serasa berhenti. Adrenalin memuncak. Ia berteriak nyaring. Pedang segera dipapraskan ke depan. Putarannya menderu dengan kencang saling bertumbukan.
Kras!
Dua sosok bayangan hitam lalu terlempar ke samping belakang. Berguling-guling di tanah sebentar lalu terdengar teriakan.
"Tanganku!" jerit si kurus sambil memegangi pergelangan tangan kanannya yang puntung.
Semua orang berhenti sejenak. Termasuk dua orang bandit lainnya yang bertarung di jurusan seberang. Diam mematung melihat kengerian yang terjadi begitu cepat.