Beberapa Ilmuwan dari pusat kajian antariksa internasional tengah sibuk mempersiapkan sebuah proses penerjemahan sinyal misterius dari benda misterius di orbit bumi.
Salah satu ilmuwan berambut pirang keriting dan berkacamata bulat sedang mengarahkan jari telunjuknya ke arah berderet-deret kotak disk hitam. Digerakkannya jari tersebut dari kiri ke kanan hingga berhenti di satu kotak.
Diambilnya kotak tersebut dari rak besi itu, cahaya remang-remang membuatnya sedikit kesulitan membaca tulisan yang tertera di kotak tersebut, namun ia yakin bahwa ia mengambil yang tepat. "Benar ini dia, File Zhukov VI/2013," tukasnya antusias sambil menggoyangkan kacamatanya.
12 Januari 2013, sebuah objek misterius mendekati orbit bumi. Objek itu berada cukup dekat dengan satelit Rusia bernama Zhukov VI. Kejadian tersebut membuat seluruh dunia gempar, pasalnya ia sempat mengirimkan sinyal ke bumi yang membuat gangguan komunikasi dan juga ini mungkin kali pertama ada objek misterius yang berada di orbit selama 15 menit sebelum menghilang.
Satelit Zhukov VI memiliki kemampuan untuk merekam suara hingga mengambil foto objek di dekatnya sehingga berhasil merekam gelombang mirip percakapan serta foto objek tersebut. Setelah lebih dari 50 tahun berlalu, kejadian itu masih menjadi misteri dan memunculkan teori konspirasi.
Namun tepat hari ini, titik terang mulai tampak berkat bantuan alat penerjemah bahasa asing yang baru ditemukan. Para ahli mendasarkan pembuatan alat tersebut dari pertemuan mereka dengan makhluk aneh di Mars.
Ketika Eksplorasi oleh Astronaut Amerika di Mars, mereka menemukan sebuah kapal berbentuk lonjong dengan warna perak mengkilat tertutup sedikit debu Mars. Para Astronaut itu memasuki kapal tersebut dan menemukan makhluk bertangan panjang dengan tubuh berekor tanpa kaki. Kepalanya lonjong, matanya hitam, serta mulutnya bergigi tajam, namun tak ada tanda bahaya sama sekali. Makhluk itu sekarat.
Interaksi dengan makhluk tersebut sempat direkam dalam rupa audio visual dan setelah makhluk itu mati para astronaut membawa pulang beberapa kepingan dinding pesawat tersebut yang berupa huruf-huruf aneh. Tidak hanya di Mars namun juga di bulan ketika ada pendaratan lagi oleh astronaut Jepang, malah ada 3 pesawat yang sama dengan 5 bangkai makhluk dengan ciri yang sama seperti di Mars.
Setelah diteliti lebih lanjut ternyata makhluk itu berasal dari Planet Mokmarion, yaitu planet dari galaksi ke-3 dari Bima Sakti. Planet tersebut berhasil dilihat dari Planet Mars ketika Astronaut pertama kali mendarat disana dan mencoba teleskop jarak jauhnya untuk melihat bumi. Planet Mokmarion tertutup semacam kabut dari karbon dioksida, hal itu bisa ditemukan dari kandungan karbon yang menempel di serpihan pesawat.
Setelah bertahun-tahun lamanya mempelajari bahasa-bahasa dan menjalin kontak dengan makhluk asing lain. Para Ilmuwan akhirnya mampu memahami bahasa dari makhluk Mokmarion tersebut dan berkesimpulan bahwa objek misterius dari tahun 2013 itu adalah pesawat Mokmarion. Selain bukti foto pesawat dari Satelit Zhukov VI, juga diperkuat dengan ritme dan intonasi makhluk tersebut baik dari satelit hingga di Mars sama. Adapun kesaksian dari makhluk angkasa lain yang pernah bertemu makhluk Mokmarion, namun masih kebingungan dengan bahasa mereka karena beda galaksi.
Pria berkacamata tadi pergi ke ruang penerjemahan yang berisi 6 orang ilmuwan dengan sebuah komputer berlayar monitor raksasa warna hitam. Dengan bermandikan cahaya biru tua nan remang-remang, tampaklah pria bermata sipit dengan belahan rambut tengahnya menyambut kedatangan pria berkacamata dengan penuh ketegangan. Seluruh ilmuwan di ruangan tersebut menatap serius ke kotak disk yang dibuka oleh pria bermata sipit yang barusan diterimanya, tampak disk kecil hitam dengan garis hijau di kedua sisinya.
Komputer dinyalakan dan layar memperlihatkan semacam garis horizontal berwarna orange ketika disk tersebut terpasang. Pria bermata sipit mengambil posisi di depan monitor sementara pria berkacamata ada di sampingnya.
"Baiklah, rekan-rekanku. Segera pakai Headphone kalian!!" perintah si Pria sipit tadi. Para Hadirin mengenakan Headphone yang disediakan dan tak sabar akan misteri yang sebentar lagi terkuak.
Pria sipit mulai menekan beberapa tombol di depannya dan mulai memutar rekaman dari satelit. Garis Horizontal tadi mulai bergolak bak gelombang laut.
"Ketua apa kau melihat itu?" kata makhluk dari rekaman tersebut. Namun suara kembali bergemuruh dan si pria sipit terus menekan-nekan tombol-tombol berusaha memperbaiki kualitasnya.
"Planet ini sungguh luar biasa!!" kata makhluk 2. "Cepat isi energi kembali, kita akan pergi dari sini."
"Ta..ta..tapi ketua, bukankah kita perlu melihat planet ini?" tanya makhluk 1.
"Layar pendeteksi ini menunjukkan ada titik merah yang tak wajar menyebar di seluruh permukaan planet ini. Titik yang sama seperti di planet kita," ujar makhluk 2.
Suara kembali tidak jelas, pria sipit tampak kewalahan dan meminta bantuan pria berkacamata. Para Ilmuwan saling menatap, apa maksud dari titik merah dan kenapa mirip?
"Titik merah itu terlalu banyak, bergolak tak wajar, sementara area hijau makin berkurang. Aku khawatir dengan ini, titik merah itu pasti tempat mereka membuat makanan," ujar makhluk 2. "Titik merah itu menandakan panas yang muncul akibat pembuatan makanan. Tapi aneh, planet indah ini justru bertitik merah tak wajar."
"Energi sedang diisi ketua!" suara makhluk 3. Suara tersebut agak lain dari 2 makhluk pertama tadi, kemungkinan makhluk yang ke-1 tidak mengisi energi namun dengan sigapnya langsung diisi si makhluk ke-3.
"Titik merah itu bergolak terus-menerus, sepertinya mereka sedang membuat makanan tapi dalam jumlah yang banyak," ujar Makhluk 2.
"Lalu untuk apa mereka membuat makanan sangat banyak?" tanya makhluk 1.
"Aku tak tahu pastinya, namun ini mirip dengan planet kita. Pembuatan makanan yang dibuat untuk Sang Kaisar," jawab Makhluk 2. "Aku yakin di planet ini ditinggali oleh banyak makhluk, namun jikalau untuk memenuhi makanan seluruh makhluk di sini tak mungkin titik merah ini bergolak secara tak wajar macam ini."
"Jika titik merah itu tak wajar, apa itu akan berdampak pada kondisi planet ini ketua?" tanya makhluk 1.
"Luncurkan gelombang pendeteksi untuk melihat kondisi menyeluruh planet ini!" perintah makhluk 2.
Suasana hening sejenak dan muncul suara kumerusuk yang sedikit mengganggu audio. Pria sipit dan pria berkacamata berusaha memperbaiki gangguan tersebut. Ada suara putus-putus dari audio tersebut hanya saja masih belum jelas.
"Ah terlalu banyak titik kuning, kita perlu pergi dari sini!!" ujar makhluk 2. "Titik kuning itu muncul akibat titik merah, terlalu banyak membuat makanan. Aku yakin di sini telah terjadi proses seperti di planet kita."
"Maksudmu perbudakan ketua?" tanya makhluk 1.
"Ya, kalian ingat ketika kita masih tinggal di Mokmarion? Kita membuat makanan sebanyak-banyaknya hanya untuk Sang Kaisar. Bukan hanya makanan tapi juga tambang, semua untuk Sang Kaisar. Hingga kita sendiri tak mampu makan, muncul penyakit aneh, udara beracun, perang, dan lain-lain. Semua itu karena perbudakan dan kini kulihat planet ini juga?" jawab makhluk 2 sambil menggeram.
"Ketua pengisian energi masih separuh tapi bisa untuk perjalanan ke galaksi berikutnya!" ujar makhluk 3.
"Baiklah kita pergi dari sini, semoga planet biru hijau ini tak musnah seperti kita akibat perbudakan. Hidup kan mesin dengan kecepatan penuh!" perintah makhluk 2 dan audio pun berakhir.
Para hadirin melepaskan Headphone, begitu juga pria sipit dan pria berkacamata yang tampak kelelahan. Mereka saling menatap satu sama lain karena tercengang dengan terkuaknya misteri itu.
"Jadi kesimpulannya," tukas salah satu Ilmuwan wanita yang hadir di ruangan tersebut. "Mereka meninggalkan planetnya yang hancur karena perbudakan?"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI