Mohon tunggu...
Ahmad Afandi
Ahmad Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh

Masih Belajar Menulis (Kembali) !!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terkuaknya Misteri "File Zhukov VI/2013"

29 Januari 2021   16:36 Diperbarui: 29 Januari 2021   16:42 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Lalu untuk apa mereka membuat makanan sangat banyak?" tanya makhluk 1.

"Aku tak tahu pastinya, namun ini mirip dengan planet kita. Pembuatan makanan yang dibuat untuk Sang Kaisar," jawab Makhluk 2. "Aku yakin di planet ini ditinggali oleh banyak makhluk, namun jikalau untuk memenuhi makanan seluruh makhluk di sini tak mungkin titik merah ini bergolak secara tak wajar macam ini."

"Jika titik merah itu tak wajar, apa itu akan berdampak pada kondisi planet ini ketua?" tanya makhluk 1.

"Luncurkan gelombang pendeteksi untuk melihat kondisi menyeluruh planet ini!" perintah makhluk 2.

Suasana hening sejenak dan muncul suara kumerusuk yang sedikit mengganggu audio. Pria sipit dan pria berkacamata berusaha memperbaiki gangguan tersebut. Ada suara putus-putus dari audio tersebut hanya saja masih belum jelas.

"Ah terlalu banyak titik kuning, kita perlu pergi dari sini!!" ujar makhluk 2. "Titik kuning itu muncul akibat titik merah, terlalu banyak membuat makanan. Aku yakin di sini telah terjadi proses seperti di planet kita."

"Maksudmu perbudakan ketua?" tanya makhluk 1.

"Ya, kalian ingat ketika kita masih tinggal di Mokmarion? Kita membuat makanan sebanyak-banyaknya hanya untuk Sang Kaisar. Bukan hanya makanan tapi juga tambang, semua untuk Sang Kaisar. Hingga kita sendiri tak mampu makan, muncul penyakit aneh, udara beracun, perang, dan lain-lain. Semua itu karena perbudakan dan kini kulihat planet ini juga?" jawab makhluk 2 sambil menggeram.

"Ketua pengisian energi masih separuh tapi bisa untuk perjalanan ke galaksi berikutnya!" ujar makhluk 3.

"Baiklah kita pergi dari sini, semoga planet biru hijau ini tak musnah seperti kita akibat perbudakan. Hidup kan mesin dengan kecepatan penuh!" perintah makhluk 2 dan audio pun berakhir.

Para hadirin melepaskan Headphone, begitu juga pria sipit dan pria berkacamata yang tampak kelelahan. Mereka saling menatap satu sama lain karena tercengang dengan terkuaknya misteri itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun