Komputer dinyalakan dan layar memperlihatkan semacam garis horizontal berwarna orange ketika disk tersebut terpasang. Pria bermata sipit mengambil posisi di depan monitor sementara pria berkacamata ada di sampingnya.
"Baiklah, rekan-rekanku. Segera pakai Headphone kalian!!" perintah si Pria sipit tadi. Para Hadirin mengenakan Headphone yang disediakan dan tak sabar akan misteri yang sebentar lagi terkuak.
Pria sipit mulai menekan beberapa tombol di depannya dan mulai memutar rekaman dari satelit. Garis Horizontal tadi mulai bergolak bak gelombang laut.
"Ketua apa kau melihat itu?" kata makhluk dari rekaman tersebut. Namun suara kembali bergemuruh dan si pria sipit terus menekan-nekan tombol-tombol berusaha memperbaiki kualitasnya.
"Planet ini sungguh luar biasa!!" kata makhluk 2. "Cepat isi energi kembali, kita akan pergi dari sini."
"Ta..ta..tapi ketua, bukankah kita perlu melihat planet ini?" tanya makhluk 1.
"Layar pendeteksi ini menunjukkan ada titik merah yang tak wajar menyebar di seluruh permukaan planet ini. Titik yang sama seperti di planet kita," ujar makhluk 2.
Suara kembali tidak jelas, pria sipit tampak kewalahan dan meminta bantuan pria berkacamata. Para Ilmuwan saling menatap, apa maksud dari titik merah dan kenapa mirip?
"Titik merah itu terlalu banyak, bergolak tak wajar, sementara area hijau makin berkurang. Aku khawatir dengan ini, titik merah itu pasti tempat mereka membuat makanan," ujar makhluk 2. "Titik merah itu menandakan panas yang muncul akibat pembuatan makanan. Tapi aneh, planet indah ini justru bertitik merah tak wajar."
"Energi sedang diisi ketua!" suara makhluk 3. Suara tersebut agak lain dari 2 makhluk pertama tadi, kemungkinan makhluk yang ke-1 tidak mengisi energi namun dengan sigapnya langsung diisi si makhluk ke-3.
"Titik merah itu bergolak terus-menerus, sepertinya mereka sedang membuat makanan tapi dalam jumlah yang banyak," ujar Makhluk 2.