Adapun trend media sosial tersebut lah yang nantinya dapat mengurangi kemuliaan menjadi seorang muslim karena dengan adanya tren tersebut dapat memicu umat muslim Sehingga nantinya akan menghilangkan rasa malu dari mereka (Puspitasari, 2014).Â
Orang yang melakukan tren tersebut akan merasa bahwa dirinya merupakan salah satu orang yang kekinian sehingga tidak akan pernah berhenti dan cenderung kecanduan untuk mengikuti trend media sosial Maka dari itu dalam agama Islam dilarang kelas kepada umatnya untuk mengikuti trend di media sosial yang tidak sesuai dengan syariat Islam .
Adapun salah satu trend yang bisa dilakukan yakni trend yang berbau agama dan juga pendidikan serta di dalamnya Memberikan manfaat dan juga informasi yang baik kepada umat manusia yang menonton tayangan tersebut,
 karena dengan begitu menyebarkan kebermanfaatan kepada seluruh umat merupakan salah satu tugas dari umat Islam guna bisa menyebarkan berbagai hal yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan juga bisa mendatangkan kemaslahatan bagi hidup manusia kebanyakan (Nuswantoro, 2017).Â
Akan tetapi ketika kita hanya ingin mengikuti trend sekedar untuk ikut-ikutan saja atau ingin dinilai kekinian dan juga update terhadap trend terbaru hendaknya hal tersebut bisa dihindari karena sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa hal tersebut dapat mendatangkan dampak yang negatif,
 dan juga dapat merugikan serta mendapatkan dosa pada akhirnya. Bagaimana salah satu Sabda dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yakni "barang siapa mengikuti suatu kaum, maka dia termasuk darinya (HR. Abu Daud no. 3512)".
Dalam islam sendiri komunikasi mendapat perhatian sangat besar dalam agama Islam dan mengarahkannya agar setiap muslim memakai etika islami dalam berkomunikasi. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya ayat-ayat yang berkaitan dengan etika komunikasi, baik dalam Al-Qur'an maupun hadits. Dalam etika komunikasi islam ada 6 prinsip gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yaitu:
1. Â Qaulan Sadidan (perkataan benar, lurus, jujur). Kata "qaulan sadidan" disebut dua kali dalam Al-Qur'an. Pertama Allah menyuruh manusia menyampaikan qaulan sadidan (perkataan benar) dalam urusan anak yatim dan keturunan, yakni (QS. An-Nisa: Ayat :9)Â
" Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar".
2. Qaulan Balighan, (perkataan yang membekas pada jiwa, tepat sasaran, komunikatif, mudah mengerti).Ungkapan ini terdapat dalam QS An-Nisa ayat 63 yang berbunyi: Â "Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha --perkataan yang berbekas pada jiwa mereka".
3. Qaulan Maysura (perkataan yang ringan). Dalam komunikasi, baik lisan maupun tulisan, mempergunakan bahasa yang mudah, ringkas dan tepat sehingga mudah dicerna dan dimengerti. Dalam Al-Qur'an ditemukan istilah qaulan maisura yang merupakan salah satu tuntunan untuk melakukan komunikasi dengan mempergunakan bahasa yang mudah dimengertidan melegakan perasaan (Syaiful Djamarah, 2004:110).