Memperkuat Kohesi Tim melalui Penghargaan Verbal yang Konsisten dalam Kolaborasi untuk Talenta Muda Menuju Indonesia Emas 2045
Oleh: A. Rusdiana
Dalam lingkungan kerja digital yang dinamis, komunikasi verbal yang konsisten dan tulus memainkan peran penting dalam membangun hubungan antaranggota tim.
Apresiasi yang diberikan melalui kata-kata tidak hanya meningkatkan moral, tetapi juga mendorong keterlibatan aktif setiap individu dalam proyek.
Hal ini sangat relevan dalam konteks Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), di mana talenta muda terlibat dalam proyek-proyek kolaboratif lintas disiplin.
Teori pengakuan menunjukkan bahwa penghargaan verbal yang diberikan secara konsisten dapat memperkuat motivasi intrinsik seseorang, terutama jika penghargaan itu tulus dan tepat waktu. Namun, seringkali dalam kerja jarak jauh, penghargaan ini kurang diperhatikan.
Oleh karena itu, tulisan ini penting untuk mengeksplorasi bagaimana penghargaan verbal yang konsisten dapat meningkatkan kohesi tim dan memaksimalkan potensi talenta muda menuju pencapaian Indonesia Emas 2045. Berikut lima langkah operasional teknis yang dapat Memperkuat Kohesi Tim melalui Penghargaan Verbal yang Konsisten:
Pertama: Pemberian Apresiasi dalam Setiap Tahap Proyek; Penghargaan verbal yang konsisten perlu diberikan pada setiap tahap proyek, dari perencanaan hingga penyelesaian. Pujian tidak harus besar, tetapi cukup untuk mengakui kontribusi setiap anggota tim.
Sebagai contoh, pemimpin proyek dapat memberikan penghargaan saat diskusi kelompok atau dalam pertemuan mingguan. Apresiasi ini bisa berupa kalimat sederhana seperti "kerja bagus" atau "ide brilian," yang memberikan dorongan kepada anggota tim untuk terus berkontribusi secara maksimal.
Kedua: Membangun Solidaritas Tim melalui Pengakuan yang Tulus; Pengakuan verbal yang tulus menciptakan hubungan emosional yang kuat antara anggota tim.
Ketika anggota tim merasa dihargai secara verbal, mereka cenderung lebih berkomitmen untuk bekerja sama dan mendukung satu sama lain.
Dalam konteks MBKM, di mana talenta muda terlibat dalam berbagai proyek kolaboratif, penghargaan verbal yang tulus dapat memperkuat solidaritas dan memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik secara kolektif.
Ketiga: Penghargaan Sebagai Penguat Motivasi Intrinsik; Penghargaan verbal yang konsisten dapat meningkatkan motivasi intrinsik.
Menurut teori motivasi, ketika seseorang menerima penghargaan yang sesuai dengan kontribusi mereka, motivasi untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik akan meningkat.
Dalam kolaborasi daring, terutama dalam proyek-proyek MBKM, penghargaan verbal yang tepat waktu dapat menginspirasi anggota tim untuk terus berinovasi dan berkontribusi tanpa merasa terbebani oleh tugas yang berat.
Keempat: Menciptakan Budaya Saling Menghargai dalam Tim; Penghargaan verbal yang konsisten membantu menciptakan budaya saling menghargai di dalam tim.
Ketika pemimpin dan anggota tim saling menghargai kontribusi satu sama lain secara terbuka, hal ini memperkuat ikatan dan kohesi tim.
Dalam konteks talenta muda yang sedang membangun keterampilan profesional di bawah program MBKM, budaya saling menghargai ini sangat penting untuk membentuk fondasi etika kerja yang kuat, yang akan membawa mereka pada sukses di masa depan.
Kelima: Memperkuat Kohesi Tim melalui Apresiasi Terbuka; Kohesi tim yang kuat adalah kunci kesuksesan dalam proyek kolaboratif.
Penghargaan verbal yang diberikan secara konsisten dan terbuka dalam pertemuan daring atau forum publik tim dapat memperkuat ikatan antaranggota.
Dengan merasa dihargai di hadapan rekan-rekannya, seorang anggota tim merasa lebih termotivasi untuk mempertahankan kontribusi positifnya.
Kohesi tim yang solid akan berdampak langsung pada pencapaian tujuan bersama, termasuk menyongsong bonus demografi 2030 dan Indonesia Emas 2045.
Penghargaan verbal yang konsisten memainkan peran penting dalam memperkuat kerja sama dan kohesi tim dalam kolaborasi daring. Dalam konteks program MBKM, talenta muda dapat memanfaatkan budaya penghargaan ini untuk meningkatkan keterampilan kerja sama, solidaritas, dan motivasi mereka.
Penghargaan verbal yang diberikan secara tepat waktu dan tulus bukan hanya meningkatkan performa individu, tetapi juga membangun budaya kerja yang positif dan produktif di dalam tim.
Oleh karena itu, pemimpin proyek dan institusi pendidikan perlu memfasilitasi dan mendorong budaya penghargaan verbal dalam setiap tahapan proyek.
Rekomendasinya, setiap pertemuan daring atau diskusi kelompok sebaiknya memberikan ruang untuk memberikan apresiasi verbal yang konsisten, sehingga setiap anggota tim merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berkontribusi.
Dengan begitu, talenta muda akan lebih siap menghadapi tantangan masa depan dan berkontribusi dalam pencapaian Indonesia Emas 2045.
Wallahu A'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H