Kebutuhan fisiologis lainnya yaitu kebutuhan akan pakaian, kebutuhan pakaian Milea dibuktikan ketika Dilan akan datang untuk mengunjungi Milea yang sedang sakit dirumah nya. Tau Dilan akan datang, Milea bergegas untuk mengganti pakaiannya, berikut kutipannya :
      "Habis nerima telepon Dilan, aku ke kamar. Aku tak ingin bilang ke kawan -- kawan bahwa Dilan akan datang. Biar kalau mereka lihat aku ganti baju, ya, karena memang ingin ganti baju." (hal 103)
      Dari kutipan tersebut Milea sangat antusias ketika Dilan hendak datang kerumahnya, ia beganti pakaian karena ingin terlihat rapih, dan cantik dihadapan dilan. Sehingga ia bisa memenuhi kebutuhan pakaiannya.
c. Kebutuhan Istirahat
      Kebutuhan dasar fisiologis, selain makanan, minuman, dan pakaian, kebutuhan istirahat juga termasuk kebutuhan dasar fisiologis. Kebutuhan ini termasuk kebutuhan yang paling mendesak pemuasannya agar seseorang dapat berpikir dengan baik demi kelangsungan hidupnya. Seperti Milea yang dilandau kegalauan akibat perasaanya kepada Dilan, berikut kutipannya :
      "Lebih baik aku tidur. Di luar turun hujan. Kepalaku dipenuhi kata -- kata: "Kamu di mana sekarang, Dilan? Oh iya, tadi kamu sudah bilang: di Mars. He he he. Hati -- hati di jalan."
      "Kututup mataku dengan bantal dan lalu aku menggumam : "Selamat tidur juga, Dilan". (hal 55)
      Dari kutipan di atas, Milea lebih memilih untuk tidur untuk menyegarkan pikirannya dari kegalauan yang ia rasakan. Hal tersebut menunjukan bahwa tokoh Milea ingin memenuhi kebutuhannya untuk istirahat.
d. Kebutuhan Seks
      Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan. Seks diekspresikan melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari jenis kelamin yang berbeda atau sama dan mencangkup pikiran, pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan emosi. Kebutuhan fisiologis lain yaitu kebutuhan akan seks. Seperti ketika Milea menciup pipi Dilan dalam kutipan berikut :
      "Aku senyum dan menengok kanan kiri. Setelah bisa kupastikan bahwa tidak ada orang, lalu kucium pipi kiri nya. Cuma sebentar, habis itu, ya sudah." (hal 322)