Mohon tunggu...
Ahmad Sidiq
Ahmad Sidiq Mohon Tunggu... Guru - Guru TK dan Content Creator

Guru TK yang tertarik pada dunia anak dan hobi membuat konten video, vlog dan film.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Percobaan Sains Mencampur Warna

3 Desember 2023   20:12 Diperbarui: 3 Desember 2023   20:21 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. TK Islam Nahrus Salamah

Sains merupakan bidang ilmu yang mengkaji tentang fenomena-fenomena alam yang terjadi pada kehidupan manusia. Sains tidak hanya berbicara tentang teori atau rumus yang monoton. Sains bersifat universal dan dapat dikembangkan oleh setiap individu yang hidup didunia ini. Pembelajaran sains yang menyeluruh tentang ala mini menyebabkan sains seharusnya dapat diberikan sejak seseorang berusia dini (Nugraha, 2005:7). Secara singkat dapat disimpulkan bahwa hakikat pengembangan sains adalah kegiatan belajar melalui pengamatan , penelitian dan percobaan untuk mencari tahu atau menemukan jawaban tentang kenyataan yang ada didunia sekitar, dilakukan dengan menyenangkan dan menarik  yang dilakukan melalui bermain.

Hakikat pengembangan sains di TK/RA adalah kegiatan belajar yang menyenangkan dan menarik dilaksanakan sambil bermain melalui pengamatan, penyelidikan dan percobaan untuk mencari tahu atau menemukan jawaban tentang kenyataan yang ada di dunia sekitar (Sujiono, dkk, 2008). Dengan demikian, secara umum permainan sains di TK/RA bertujuan anak mampu secara aktif mencari informasi mengenai apa yang ada di sekelilingnya. Proses penemuan ilmiah dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Kegiatan sains dapat dilakukan oleh anak dan guru di Laboratorium atau Pusat Sains, tetapi juga dapat dilakukan di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Banyak hal yang dapat diamati anak dialam sekitarnya. Adapun kemampuan yang akan dikembangkan, antara lain: 1) Mengeksplorasi berbagai benda yang ada di sekitar, 2) Mengadakan berbagai percobaan sederhana, dan 3) Mengkomunikasikan apa yang telah diamati dan diteliti (Khadijah, 2016:64).

Permainan sains sangat bermanfaat bagi anak karena dapat menciptakan suasana  yang menyenangkan serta dapat menimbulkan imajinasi-imajinasi pada anak yang pada akhirnya dapat menambah pengetahuan anak secara alamiah. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengenalan sains yaitu metode eksperimen. Eksperimen ialah suatu pekerjaan menggunakan alat-alat sains yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang baru bagi anak itu sendiri (Sukarno, dkk., 1981: 47). Sudirman (1991:85) mengemukakan metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Lebih lanjut Nugraha (2000:85) mengemukakan bahwa metode eksperimen adalah percobaan tentang sesuatu. Dalam hal ini setiap anak bekerja sendiri-sendiri. Pelaksanaan lebih memperjelas hasil belajar, karena setiap anak mengalami dan melakukan kegiatan percobaan.

Penerapan metode eksperimen sains dapat memberi kesempatan pada anak berinteraksi langsung dengan kegiatan  yang  diberikan  oleh  guru.  Dengan  begitu   diharapkan   anak   dapat   memahami proses  dari  kegiatan  yang  diberikan,  mengerti konsep-konsep  sains.  Dalam  pelaksanaannya guru   dapat   menggunakan   media   yang   ada dilingkungan  sekolah.  Dengan  dilakukannya pembelajaran  eksperimen  sains  di  TK  dapat membantu  pemahaman  anak  tentang  konsep sains,    membantu    meletakkan    aspek-aspek yang  terkait  dengan  keterampilan  sains. Salah satu komponen sains yang ada disekitar anak-anak adalah warna.

Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subyektif/psikologis merupakan bagian dari pengalaman indera pengelihatan. Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer (Hakim, 2013). Secara biologis, mata kita dapat menangkap warna dikarenakan spektrum cahaya yang di pantulkan benda-benda disekeliling kita ke indra penglihatan.

Sir David Brewster menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Warna primer merupakan warna dasar yang tidak dicampur dengan warna yang lainnya. Warna primer terdiri dari 3 warna dasar yaitu merah, hijau biru, atau dalam bahasa Inggris red, green dan blue biasa disingkat RGB. Warna sekunder adalah warna yang dihasilkan dari campuran 2 warna primer dengan perbandingan sama. Hasil pencampuran warnanya adalah kuning + merah = orange/jingga, kuning + biru = hijau, biru + merah = ungu. Warna tersier adalah hasil pencampuran warna primer dengan warna sekunder. Warna netral adalah hasil pencampuran dari warna primer, warna sekunder dan warna tersier.

Rencana Perbaikan

Penelitian dilaksanakan ditempat peneliti mengajar yaitu di TK Islam Nahrus Salamah Desa Arumanis Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2019/2020. TK Islam Nahrus Salamah Desa Arumanis merupakan sebuah lembaga PAUD dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Nahrus Salamah al Alawiyyah yang berdiri sejak tahun 2010. Lembaga ini terletak di tepi jalan desa dan berdekatan dengan Pondok Pesantren dan MI Nahrus Salamah. Berdiri diatas sebidang tanah seluas 277 m2 dan memiliki bangunan gedung permanen dengan tiga ruangan yang difungsikan untuk ruang kelas kelompok A, ruang kelas kelompok B dan kantor guru. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan pada semester I tahun pelajaran 2019/2020 yaitu sejak bulan Oktober hingga bulan November 2019.

Perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan mengambil tema kebutuhanku, dengan tindakan kegiatan mengenal dan memahami pencampuran warna. Tema tersebut di rinci menjadi sub-sub tema yang dituangkan dalam RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harian) untuk satu pertemuan setiap pembelajaran. Pembelajaran tema kebutuhanku diuraikan dalam subtema makanan dan minuman serta pakaian.

Subyek dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah anak didik Kelompok B di TK Islam Nahrus Salamah Desa Arumanis yang berjumlah 14 anak didik terdiri dari 7 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Rentang usia ke-14 anak tersebut berkisar antara usia 5-6 tahun yang memiliki karakteriktik berbeda antara anak satu dan lainnya.

Perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal pencampuran warna melalui kegiatan percobaan sains dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dirancang dalam 5 RPPH dan 5 skenario perbaikan yang akan dilaksanakan selama 5 hari. Siklus I dilaksanakan tanggal 7 s/d 11 Oktober 2019, dan siklus II dilaksanakan tanggal 14 s/d 18 Oktober 2019. Permasalahan yang muncul dalam siklus ini adalah bagaimana cara peningkatan hasil belajar tentang perkembangan kognitif anak dalam mengenal pencampuran warna melalui kegiatan percobaan sains di TK Islam Nahrus Salamah Desa Arumanis. Perencanaannya meliputi : membuat rencana perbaikan pembelajaran, melaksanakan rencana perbaikan, melakukan pengamatan dan penilaian dengan alat penilaian dan membuat refleksi diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun