Mohon tunggu...
Ahmad Yazid
Ahmad Yazid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Magister manajemen UMM

Bulu tangkis, membaca, Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pasukan Gajah

14 November 2022   12:15 Diperbarui: 14 November 2022   12:41 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

الم تركيف فعل ربك باصحابل فيل (1)

“Tidakkah engakau memperhatikan wahai Muhammad bagaimana tuhan menghancurkan pasukan alter yang membawa persenjataan berat (meriam/tank baja/parsel)” (QS Al-Fiil:1)”

“Kata Al-Fiil yang bisa di artikan pasukan gajah oleh para mufasiir merupakan hal yang tidak masuk akal, dan itu hanya bisa di ketahui oleh orang yang mau berfikir kritis” Dr Faisol berhenti sejenak mengamati wajah amatir mahasiswannya

“bukankah hal yang tidak mungkin gajah bisa hidup di daerah padang pasir yang tandus yan tidak adadaun-daunan, rerumputan, untuk makanan gajah itu sendiri” para mahasiswi mengangguk mengiyakan. Karena memang gajah beda dengan unta yang mampu hidupnya di tempat yang gersang.

“Tidakkah engakau memperhatikan wahai Muhammad bagaimana tuhan menghancurkan pasukan alter yang membawa persenjataan berat (meriam/tank baja/parsel)” (QS Al-Fiil:1)”

Para mahasiswa dalam kelas tersebut menganguk pemikiranya sudah mulai di pengaruhi pemikiran  DrFaisol yang terbilang sesat danmenyesatkan, tidak terkecuali dengan Reihan dia sudah terbawa oleh pemikiran menyimpang Dr faisol yang dengan mudahnya menyalahkan mufassir dan menafikan sejarah. Dia yang seolah-olah lebih pintar dan lebih tahu dari ulama  islam lainya. DrFaisol mengakhiri jamnya dengan memberikkan tugas pada mahasiswa.

Setelah jam kuliahselesai Raihan menelfon Abah guru, dia hendak menceritakan akan pengalaman berhargannya tadi, ingin memberi tahu ilmu barunnya pada abah guru, jaringan telfonpun tersembung Reihan memberi tahu abah guru akan ilmu barunyna dan tidak henti-hentinnya mengagunggkan Dr faisol.

“Reihan” suara mbah guru dari seberang.

“Apa kau tahu bahwa otakmu sedang di cuci nak ” reihan terdiam,  belum mengerti arah dari perkataan abah guru.

“Reihan pulanglah nak, kau masih belum bisa membentengi diri, jika kau terus-terusan disana  bukan tidak mungkin jika aqidahmu jadi taruhan nantinnya”

“Maksud abah?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun