Mohon tunggu...
Ahmad Yazid
Ahmad Yazid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Magister manajemen UMM

Bulu tangkis, membaca, Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pasukan Gajah

14 November 2022   12:15 Diperbarui: 14 November 2022   12:41 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abah guru menggangguk memahami akan apa yang dalam pikiranku, aku yang berusaha setenang mungkin, memberikan alasan selayak mungkin dan keyakinan sebesar mungkin akan tekadku yang ingin memperluaas diri akan ilmu tafsir.

Mbah guru merupakan guru ngajiku dari kecil, beliau mengajar dengan sabar dan ikhlas. Tanpa gaji dan harapan apapun. Abah guru menjadi tempat ku konsultasi prihal ilmu agama, beliau pula yang selalu menjadi penyemangatku belajar.

Aku bukan seorang santri, tapi aku sekolah di pesantren kiyai fatih, (Nyolok/ madura red) bukan tidak mau untuk mondok tapi kondisi yang tidak memungkinkan, “seorang anak yatim sepertimu bukan tidak layak hidup di pesantren tapi tidak baik meningggalkan ibumu yang sudah tua renta dan sakit-sakitan” ucapan Abah guru saat aku mengutarakan niat untuk mondok. Dan aku merasa beruntung sudah mengikuti titah abah guru, setidaknya sebelum ibu meninggal aku sudah berusaha untuk menjadi anak yang baik.

Semoga ibu dan ayah tenang di alam sana, Aku pun menuruti perkataannya dan mencari pesantren yang akan menerimaku untuk sekolah tanpa harus nyantri. Kehidupan di desa sangat menjujunjung tinggi prinsip kesaudaraan, banyak warga desa yang membantuku, memenuhi kebutuhan hidup, aku yang seorang yatim piatu sering pula mendapat tunjangan dana dari pemerintah. Abah ku yang mau membiayai pendidikanku, dan terimakasih kepada penduduk desa amri.

“lalu bagaimana denganbiayannya nak”

“Sebenarnya saya ikut prrogram beasiswa dari pemerintah bah, syaratnya mudah cukup hafal al Quran lima jus untuk smester pertama, itu sudah cukup, semua urusan kuliah di tanggung, termasuk tempat tinggal dan makannya”

Lagi-lagi abah mengagguk akan jawabanku, aku melihat keganjalan dalam ekspresi abah, tapi ya sudahlah mungkin itu hanya firasatku saja. selain membantu ibu aku juga sering membantu Abah guru mengajari anak desa mengaji. Di samping itu Abah guru mengharuskan aku menyyetor hafalan al Quan 1 lembar setiap dua hari. Dan Alhamdulillah hal itu bisa bermanfaat bagiku sekarang.

......

“raihan, coba kau paparkan pengertianmu mengenai suroh al fiil” pinta Dr faisol padaku. Itu bukan hal yang sulit, sebab waktu kecil abah guru menjadi juru sejarah bagiku, meskipun sudah banyak yang alpha dari pikiranku tapi poin besarnya masih tersimpan dalam pikiranku, abah guru sangat pandai menceitakan prihal sejarah nabi, sahabat atau ulama-ulama terdahulu.

Akupun memeparkan makna, sejarah dan ibrahnya.

“kita harus berfikir kritis, saya akan bahas dari ayat pertama’’

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun