Mohon tunggu...
Ahmad BayhaqiMugni
Ahmad BayhaqiMugni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Lambung Mangkurat

NIM : 2410416210002 Prodi : S1 Geografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potensi, Permasalahan dan Pengambangan serta Pemanfaatan Lahan Basah di Beberapa Kelurahan di Banjarmasin Timur

10 Oktober 2024   14:32 Diperbarui: 10 Oktober 2024   14:35 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama : Ahmad Bayhaqi Mugni

Nim : 2410416210002

Prodi : Geografi

Matkul : Kartografi

Dosen Pengampu : Dr. Rosalina Kumalawati, M.Si

Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lahan basah adalah salah satu ekosistem yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam. Ekosistem ini mencakup berbagai tipe habitat seperti rawa, paya, mangrove, dan delta sungai yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Selain itu, lahan basah berfungsi sebagai penyaring alami air, penyerap karbon, dan pengendali banjir, serta menjadi sumber mata pencaharian bagi banyak komunitas.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya aktivitas manusia, lahan basah mengalami tekanan besar. Konversi lahan, pembangunan infrastruktur, serta perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan ekosistem ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami lebih dalam mengenai kondisi lahan basah, upaya konservasi, dan bagaimana masyarakat lokal berperan dalam menjaga keberlanjutannya.

Wawancara adalah metode komunikasi antara dua pihak atau lebih, di mana salah satu pihak (pewawancara) mengajukan pertanyaan kepada pihak lain (terwawancara) untuk mendapatkan informasi, pendapat, atau pandangan mengenai topik tertentu. Wawancara bisa bersifat formal atau informal, dan sering digunakan dalam berbagai konteks seperti penelitian, jurnalisme, rekrutmen pekerjaan, dan pengumpulan data untuk studi akademis.

Wawancara biasanya bertujuan untuk:

  • Menggali informasi mendalam dari narasumber.
  • Memahami sudut pandang atau pengalaman orang lain.
  • Mendapatkan data kualitatif yang lebih kaya dibandingkan metode pengumpulan data lain, seperti survei tertulis.

Wawancara bisa dilakukan secara langsung (tatap muka), melalui telepon, atau secara daring (online).

Banjarmasin Timur, yang merupakan salah satu kecamatan di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, terkenal dengan karakteristiknya sebagai wilayah yang didominasi oleh ekosistem lahan basah. Kondisi geografisnya yang berada di kawasan dataran rendah serta dekat dengan Sungai Martapura menjadikan wilayah ini kaya akan lahan rawa, sungai, dan kanal, yang menjadi ciri khas Banjarmasin secara umum.

Ciri-Ciri Lahan Basah di Banjarmasin Timur:

  1. Rawa dan Sungai: Sebagian besar wilayah Banjarmasin Timur terdiri dari rawa-rawa dan sungai yang mengalir, memberikan sumber air alami yang melimpah bagi kehidupan lokal. Kanal dan sungai juga berfungsi sebagai jalur transportasi penting, terutama di daerah yang sulit diakses melalui darat.

  2. Vegetasi Air dan Mangrove: Lahan basah di kawasan ini ditumbuhi dengan berbagai jenis vegetasi khas rawa seperti tanaman air, pohon bakau (mangrove), serta rumput rawa. Vegetasi ini tidak hanya menjadi penyangga ekologis tetapi juga habitat bagi berbagai spesies hewan air.

  3. Kehidupan dan Pemanfaatan Lahan Basah: Penduduk Banjarmasin Timur memanfaatkan lahan basah untuk berbagai aktivitas ekonomi, terutama pertanian lahan rawa, perikanan, dan peternakan. Tanaman seperti padi rawa sering ditanam di lahan yang dapat digenangi air, sedangkan budidaya ikan juga populer di perairan terbuka atau tambak.

  4. Fungsi Ekologis: Lahan basah di Banjarmasin Timur berperan penting dalam pengendalian banjir. Karena tingginya curah hujan dan sistem perairan yang besar, lahan basah ini bertindak sebagai daerah penampungan air alami, membantu mencegah luapan air yang berlebihan ke daerah pemukiman. Selain itu, lahan basah ini juga menjadi tempat penyerapan karbon, mendukung keanekaragaman hayati, dan menjadi penyeimbang ekosistem.

Tantangan Lahan Basah di Banjarmasin Timur:

Meskipun kaya akan manfaat ekologis dan ekonomi, lahan basah di Banjarmasin Timur menghadapi tantangan seperti:

  • Urbanisasi dan pembangunan yang menyebabkan alih fungsi lahan basah menjadi area pemukiman atau industri.
  • Kerusakan lingkungan akibat polusi dari limbah rumah tangga dan industri.
  • Perubahan iklim yang mempengaruhi pola curah hujan dan menyebabkan ketidakpastian dalam pengelolaan air.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, lahan basah di Banjarmasin Timur tetap memiliki potensi besar bagi pengembangan ekonomi berkelanjutan, asalkan dilakukan dengan prinsip-prinsip konservasi lingkungan yang tepat.

Dalam wawancara ini saya berkesempatan untuk mewawancarai beberapa orang dari wilayah Banjarmasin Timur, Kalimantan Selatan. Saya ingin menggali lebih dalam pandangan mengenai potensi, permasalahan, pemanfaatan lahan basah.

Saya: "Apa potensi lahan basah untuk peternakan burung merpati?"

Peternak: "Lahan basah memiliki potensi besar karena air melimpah, kelembapan membuat lingkungan lebih sejuk, dan ada pakan alami yang bisa ditemukan."

Saya: "Apa permasalahan utama yang Anda hadapi?"

Peternak: "Kelembapan berlebihan bisa membuat penyakit pada merpati, seperti infeksi pernapasan, serta sarang nyamuk. Banjir juga menyulitkan akses ke kandang."

Saya: "Bagaimana cara bapak mengatasinya?"

Peternak: "Saya bangun kandang lebih tinggi, gunakan bahan tahan air, dan pastikan ventilasi kandang bagus untuk mencegah kelembapan berlebih."

Saya: "Apakah lahan basah masih bisa dikembangkan untuk peternakan merpati?"

Peternak: "Iya. Dengan pengelolaan air yang baik dan pakan alami, serta teknik budidaya yang tepat, peternakan merpati di lahan basah bisa sangat menguntungkan."

Kesimpulan :

Peternakan burung merpati di lahan basah memiliki potensi besar karena ketersediaan air yang melimpah dan kondisi lingkungan yang sejuk, yang mendukung kesehatan ternak. Namun, ada beberapa permasalahan seperti kelembapan berlebihan yang bisa memicu penyakit dan masalah banjir yang mempengaruhi akses serta kenyamanan ternak. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan pengelolaan kandang yang baik, seperti membangun kandang lebih tinggi dan memastikan ventilasi yang cukup. Dengan pengelolaan yang tepat dan inovasi dalam pemanfaatan sumber daya lokal, peternakan burung merpati di lahan basah tetap memiliki peluang pengembangan yang signifikan.

Responden (2)/dok. pri
Responden (2)/dok. pri

Saya: "Apa potensi lahan basah untuk tambak ikan patin?"

Petambak: "Lahan basah sangat potensial karena air melimpah dan ikan patin tahan terhadap kondisi air rawa."

Saya: "Apa tantangan utama dalam tambak ikan patin di lahan basah?"

Petambak: "Banjir dan perubahan kualitas air, terutama saat musim hujan, serta penyebaran penyakit ikan."

Saya: "Bagaimana Bapak mengatasinya?"

Petambak: "Saya kelola sistem sirkulasi air dengan baik, buat saluran pembuangan, dan rutin memantau kualitas air."

Saya: "Apakah lahan basah ini masih bisa dimanfaatkan lebih optimal?"

Petambak: "Ya, dengan teknologi seperti aerator dan pemantauan berkala, potensi tambak ikan patin bisa lebih maksimal."

Kesimpulan :

Lahan basah memiliki potensi besar untuk pertambakan ikan patin karena ketersediaan air yang melimpah dan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan ikan. Namun, tantangan seperti banjir dan perubahan kualitas air saat musim hujan dapat mempengaruhi kesehatan ikan dan produktivitas tambak. Untuk mengatasi masalah ini, pengelolaan air yang baik, termasuk sistem sirkulasi yang efektif dan pemantauan kualitas air secara rutin, sangat penting. Dengan penerapan teknologi dan teknik budidaya yang tepat, potensi pertambakan ikan patin di lahan basah dapat dimanfaatkan secara optimal, menjadikannya usaha yang menguntungkan dan berkelanjutan.

Responden (3)/dok. pri
Responden (3)/dok. pri

Saya: "Bagaimana potensi lahan basah untuk peternakan ayam?"

Peternak: "Lahan basah sangat potensial karena air melimpah dan tanah subur, yang mendukung pertumbuhan pakan alami seperti rumput dan tanaman hijau."

Saya: "Apa saja permasalahan yang Anda hadapi?"

Peternak: "Masalah utama adalah kelembapan yang tinggi, yang dapat menyebabkan penyakit pada ayam, seperti infeksi pernapasan dan parasit."

Saya: "Bagaimana Anda mengatasi masalah tersebut?"

Peternak: "Saya membangun kandang dengan ventilasi baik dan mengatur saluran drainase agar tidak terjadi genangan air."

Saya: "Apakah lahan basah ini dapat dimanfaatkan lebih baik untuk peternakan ayam?"

Peternak: "Tentu saja, dengan pengelolaan yang tepat, seperti penggunaan sistem pakan yang efisien dan perawatan kesehatan ayam yang rutin, potensi lahan basah bisa dimaksimalkan."

Kesimpulan :

Lahan basah memiliki potensi yang signifikan untuk peternakan ayam, terutama karena ketersediaan air dan tanah subur yang mendukung pertumbuhan pakan alami. Namun, tantangan seperti kelembapan tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit pada ayam. Untuk mengatasi masalah ini, pengelolaan kandang dengan ventilasi yang baik dan saluran drainase yang efektif sangat penting. Dengan strategi pengelolaan yang tepat dan perhatian pada kesehatan ayam, potensi lahan basah dapat dimanfaatkan secara optimal, menjadikannya pilihan yang menguntungkan dalam usaha peternakan ayam.

 

Responden (4)/dok. pri
Responden (4)/dok. pri

Saya: "Apa potensi lahan basah untuk peternakan sapi?"

Peternak: "Lahan basah sangat potensial karena menyediakan air melimpah dan rumput yang subur untuk pakan sapi."

Saya: "Apa saja permasalahan yang Anda hadapi?"

Peternak: "Kelembapan yang tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti penyakit kulit dan infeksi. Selain itu, banjir juga bisa mengganggu akses ke kandang."

Saya: "Bagaimana Anda mengatasi masalah tersebut?"

Peternak: "Saya membuat kandang yang lebih tinggi dan memastikan saluran drainase baik untuk menghindari genangan air."

Saya: "Apakah lahan basah ini bisa dimanfaatkan lebih baik untuk peternakan sapi?"

Peternak: "Tentu. Dengan pengelolaan yang baik dan pemilihan pakan yang tepat, potensi lahan basah untuk peternakan sapi bisa dimaksimalkan."

Kesimpulan :

Lahan basah memiliki potensi besar untuk peternakan sapi karena menyediakan air yang melimpah dan pakan alami seperti rumput yang subur. Namun, kelembapan tinggi dan banjir menjadi tantangan utama, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan sapi seperti penyakit kulit serta mengganggu akses ke kandang. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pengelolaan kandang yang baik, seperti membangun kandang lebih tinggi dan mengatur saluran drainase yang efektif. Dengan manajemen yang tepat, potensi lahan basah dapat dimaksimalkan untuk mendukung peternakan sapi yang produktif dan berkelanjutan.

 

Responden (5)/dok. pri
Responden (5)/dok. pri

Beliau adalah pemilik dari tambak`ikan lele , tambak beliau terletak di depan rumah. ikan lele hidup di air tawar

Saya : Apa potensi lahan basah untuk pertambakan ikan lele?"

Petambak: "Lahan basah sangat potensial untuk lele karena air melimpah dan lele bisa hidup di air berkualitas rendah, cocok dengan kondisi rawa."

Saya: "Apa tantangan utama yang Anda hadapi?"

Petambak: "Tantangan utama adalah pengendalian kualitas air saat hujan deras yang bisa menyebabkan banjir, serta risiko penyakit pada ikan."

Saya: "Bagaimana Anda mengatasi tantangan ini?"

Petambak: "Saya mengatur saluran pembuangan dan sirkulasi air dengan baik serta rutin memantau kualitas air untuk mencegah penyakit."

Saya: "Apakah lahan basah bisa dimanfaatkan lebih baik untuk tambak lele?"

Petambak: "Bisa, dengan teknologi dan manajemen air yang tepat, hasil tambak lele bisa lebih optimal dan berkelanjutan."

Kesimpulan :

Lahan basah memiliki potensi besar untuk pertambakan ikan lele karena ketersediaan air yang melimpah dan kemampuan ikan lele beradaptasi dengan kondisi air berkualitas rendah. Namun, tantangan seperti banjir dan kualitas air yang tidak stabil, terutama saat musim hujan, dapat meningkatkan risiko penyakit ikan. Untuk mengatasi tantangan ini, pengelolaan saluran air dan sirkulasi yang baik sangat penting. Dengan manajemen air yang tepat dan penerapan teknologi, potensi lahan basah untuk pertambakan ikan lele dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. 

Responden (6)/dok. pri
Responden (6)/dok. pri

Saya: "Bagaimana potensi lahan basah untuk perkebunan jeruk?"

Petani: "Lahan basah cukup potensial karena tanahnya subur dan air tersedia melimpah, membantu pertumbuhan jeruk terutama saat musim kemarau."

Saya: "Apa permasalahan yang sering muncul?"

Petani: "Masalah utamanya adalah drainase yang buruk, sehingga pohon jeruk bisa tergenang, menyebabkan akarnya busuk dan menghambat pertumbuhan."

Saya: "Bagaimana Anda mengatasi masalah tersebut?"

Petani: "Saya membuat saluran drainase yang baik untuk mengalirkan air berlebih, serta menanam di bedengan agar akar tidak tergenang."

Saya: "Apakah pemanfaatan lahan basah ini bisa lebih optimal?"

Petani: "Tentu, dengan pengelolaan air yang baik dan penggunaan pupuk organik, lahan basah bisa menghasilkan jeruk yang berkualitas tinggi."

Kesimpulan :

Lahan basah memiliki potensi besar untuk perkebunan jeruk karena tanahnya subur dan air yang melimpah, yang sangat membantu pertumbuhan tanaman terutama saat musim kemarau. Namun, permasalahan utama yang dihadapi adalah drainase yang buruk, yang dapat menyebabkan akar pohon jeruk membusuk jika tergenang air. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk menerapkan sistem drainase yang baik dan menggunakan bedengan untuk mencegah genangan air. Dengan pengelolaan air yang tepat dan dukungan pupuk organik, lahan basah dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan jeruk yang berkualitas tinggi. 

Responden (7)/dok. pri
Responden (7)/dok. pri

Saya: "Bagaimana potensi lahan basah untuk perkebunan pepaya?"

Petani: "Lahan basah cukup potensial karena air melimpah dan tanahnya subur, membantu pertumbuhan pepaya dengan baik."

Saya: "Apa permasalahan yang sering muncul?"

Petani: "Permasalahannya adalah pepaya tidak suka genangan air. Jika akar tergenang terlalu lama, tanaman bisa mati atau mengalami pembusukan akar."

Saya: "Bagaimana Anda mengatasi masalah itu?"

Petani: "Saya buat saluran drainase yang baik dan tanam pepaya di bedengan yang lebih tinggi untuk mencegah genangan."

Saya: "Apakah pemanfaatan lahan basah bisa lebih optimal?"

Petani: "Bisa, dengan manajemen air yang baik dan penggunaan pupuk alami, pepaya bisa tumbuh optimal di lahan basah."

Kesimpulan :

Lahan basah memiliki potensi besar untuk perkebunan pepaya karena tanahnya subur dan ketersediaan air yang melimpah, yang mendukung pertumbuhan tanaman. Namun, pepaya sensitif terhadap genangan air, yang dapat menyebabkan pembusukan akar dan kematian tanaman. Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk menerapkan sistem drainase yang baik dan menanam pepaya di bedengan yang lebih tinggi. Dengan pengelolaan air yang tepat dan penggunaan pupuk alami, lahan basah dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan tanaman pepaya yang berkualitas tinggi. 

Responden (8)/dok. pri
Responden (8)/dok. pri

Saya: "Menurut Anda, bagaimana potensi lahan basah untuk peternakan sapi?"

Peternak: "Lahan basah sangat bagus karena air tersedia sepanjang tahun, dan rumput tumbuh subur sehingga biaya pakan bisa ditekan."

Saya: "Tapi ada tantangan tertentu, kan?"

Peternak: "Betul. Tantangannya adalah kelembapan tinggi dan sering banjir, yang bisa membuat sapi rentan terkena penyakit, terutama penyakit kuku dan kulit."

Saya: "Lalu, apa solusi yang Anda terapkan?"

Peternak: "Saya membangun kandang yang lebih tinggi dan membuat sistem saluran air untuk mencegah genangan, juga memastikan kebersihan kandang agar sapi tetap sehat."

Saya: "Bagaimana menurut Anda, lahan basah ini bisa lebih dimanfaatkan?"

Peternak: "Pasti bisa. Kalau manajemen air lebih baik dan ada perbaikan di infrastruktur, peternakan sapi di lahan basah bisa lebih produktif."

Kesimpulan :

Lahan basah memiliki potensi besar untuk peternakan sapi karena ketersediaan air yang melimpah dan pertumbuhan rumput yang subur, yang dapat mengurangi biaya pakan. Namun, tantangan seperti kelembapan tinggi dan banjir dapat meningkatkan risiko penyakit pada sapi, khususnya penyakit kuku dan kulit. Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk membangun kandang yang lebih tinggi dan menyediakan saluran drainase yang baik untuk mencegah genangan air. Dengan pengelolaan air yang lebih baik dan infrastruktur yang mendukung, potensi peternakan sapi di lahan basah bisa dimaksimalkan, menjadikannya usaha yang lebih produktif dan berkelanjutan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun