Bank Dunia dan lembaga rating internasional seperti Fitch dan Moody's telah menyuarakan kekhawatiran mengenai dampak fiskal dari program ini. Mereka menekankan pentingnya menjaga kesehatan anggaran dan memastikan bahwa program tidak menjadi beban berat bagi kinerja fiskal Indonesia.
5. Rencana Jangka Panjang
Meskipun ada tantangan di tahun pertama, pemerintah berencana untuk memperluas program ini secara bertahap hingga tahun 2029, dengan harapan dapat menjangkau lebih banyak daerah dan penerima manfaat seiring dengan peningkatan anggaran di masa mendatang.
Dengan demikian, meskipun program makan siang gratis memiliki potensi besar untuk meningkatkan gizi dan pendidikan anak-anak, tantangan anggaran yang besar dan kebutuhan untuk memprioritaskan daerah tertentu menjadi faktor penting dalam pelaksanaannya.
Data dan Perencanaan yang Tidak Merata
Salah satu kendala utama dalam pelaksanaan program makan siang gratis adalah pengumpulan data yang akurat terkait jumlah siswa yang membutuhkan. Beberapa faktor yang memengaruhi pengumpulan data ini meliputi:
1. Variasi Kualitas Data
Di Indonesia, terdapat ketimpangan dalam kualitas data yang dimiliki oleh berbagai daerah. Beberapa daerah memiliki sistem pengumpulan data yang lebih baik dan terintegrasi, sementara daerah lain mungkin tidak memiliki akses atau kapasitas untuk mengumpulkan data yang akurat dan lengkap.
2. Tantangan dalam Validitas Data
Validitas data menjadi masalah karena beberapa daerah mungkin tidak memiliki mekanisme yang memadai untuk memverifikasi informasi yang dikumpulkan. Hal ini dapat menyebabkan data yang tidak akurat, yang pada gilirannya memengaruhi perencanaan dan pelaksanaan program.
3. Keterbatasan Sumber Daya