Dengan pendekatan bertahap, pemerintah dapat secara bertahap meningkatkan jumlah penerima manfaat. Target awal adalah mencapai 15 juta orang pada akhir tahun 2025, dengan penambahan jumlah penerima manfaat yang direncanakan dari waktu ke waktu.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan program makan siang gratis dapat dilaksanakan dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat, terutama bagi anak-anak dan kelompok rentan lainnya.
Keterbatasan Anggaran
Program makan siang gratis yang digagas oleh pemerintah Indonesia menghadapi tantangan besar terkait anggaran. Total anggaran yang diperkirakan mencapai Rp 460 triliun per tahun, yang merupakan jumlah yang sangat besar dan dapat membebani anggaran negara. Berikut adalah beberapa poin penting terkait anggaran dan prioritas daerah dalam pelaksanaan program ini:
1. Alokasi Anggaran Awal
Pada tahun pertama pelaksanaan program, pemerintah telah menyiapkan alokasi dana sekitar Rp 100-120 triliun. Namun, jumlah ini masih jauh dari total anggaran yang dibutuhkan untuk menjalankan program secara menyeluruh.
2. Keterbatasan Anggaran
Keterbatasan anggaran ini memaksa pemerintah untuk memprioritaskan daerah tertentu terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar program dapat dilaksanakan dengan efektif di daerah yang memiliki infrastruktur dan dukungan yang lebih baik.
3. Prioritas Daerah
Dalam tahap awal, program ini akan difokuskan pada daerah-daerah yang dianggap lebih siap dan memiliki kebutuhan mendesak. Ini termasuk daerah dengan angka kemiskinan tinggi dan tingkat kekurangan gizi yang signifikan, sehingga manfaat dari program dapat dirasakan secara maksimal.
4. Tantangan Fiskal