Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Rahasia di Balik Pilihan Wanita Jepang jadi Bintang JAV: Gaji Fantastis Rp1,5 Miliar yang Menggiurkan!

30 November 2024   19:27 Diperbarui: 30 November 2024   19:27 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
beritasenator.com/Mantan Bintang JAV Emiri Okazaki

Industri film dewasa di Jepang adalah salah satu yang terbesar di dunia, dengan nilai mencapai USD4,4 miliar atau sekitar Rp68,56 triliun per tahun. Profesi sebagai bintang JAV (Japanese Adult Video) di negara ini tidak sepenuhnya dianggap tabu, terutama karena budaya Jepang memiliki pandangan yang lebih terbuka terhadap konsumsi konten dewasa dibandingkan banyak negara lainnya.

Menurut laporan Japan Today, pornografi di Jepang sangat mudah diakses. Hal ini mencerminkan bagaimana masyarakat Jepang memandang industri ini sebagai bagian dari budaya hiburan, meskipun tetap ada segmen masyarakat yang mengkritisinya. Bintang JAV sering kali dianggap seperti selebritas yang memiliki pengaruh besar di dunia hiburan, bahkan di luar industri dewasa.

Salah satu alasan banyak perempuan tergiur untuk masuk ke industri ini adalah gaya hidup mewah yang terlihat nyata pada para bintang JAV. Mereka sering tampil dalam acara TV, pemotretan majalah, dan proyek komersial lainnya. Kehidupan glamor ini menciptakan daya tarik yang sulit ditolak, terutama bagi mereka yang ingin cepat mendapatkan ketenaran atau penghasilan besar.

Gaji yang ditawarkan untuk bintang JAV sering kali mencapai angka yang luar biasa. Beberapa sumber menyebutkan bahwa seorang bintang terkenal dapat menghasilkan hingga Rp1,5 miliar atau lebih untuk satu proyek saja. Pendapatan ini jauh melampaui profesi konvensional di Jepang, menjadikannya pilihan yang menggiurkan bagi perempuan yang ingin hidup mandiri atau meraih kesuksesan finansial dalam waktu singkat.

Namun, penting untuk dicatat bahwa keputusan menjadi bintang JAV sering kali melibatkan berbagai faktor kompleks, termasuk tekanan ekonomi, dorongan untuk meraih ketenaran, atau bahkan ketertarikan pada budaya industri itu sendiri. Beberapa bintang juga mengungkapkan bahwa mereka memiliki motivasi pribadi, seperti kebebasan berekspresi atau hasrat untuk menantang norma masyarakat.

Industri JAV di Jepang adalah fenomena yang tidak bisa dilepaskan dari konteks budaya dan ekonomi negara tersebut. Meskipun memberikan peluang besar dalam hal penghasilan dan popularitas, profesi ini tetap memunculkan perdebatan etis dan sosial, baik di Jepang maupun di dunia internasional.

Cerita dari Emiri Okazaki, mantan bintang JAV asal Tokyo, memberikan gambaran nyata tentang alasan dan tekanan yang dialami perempuan yang terjun ke industri film dewasa di Jepang. Dalam video yang diunggah oleh akun YouTube Asian Boss pada 8 Mei 2018, Emiri mengungkapkan sisi emosional dan alasan di balik keputusannya menjadi bintang JAV, sekaligus memberikan perspektif tentang realitas industri tersebut.

Emiri memulai kariernya di industri film dewasa pada usia 21 tahun. Keputusannya diambil setelah ia menyadari bahwa mimpinya menjadi model dan aktris televisi terkenal sulit tercapai. Di tengah kekecewaannya, tawaran dari industri JAV tampak seperti jalan keluar untuk tetap berada di dunia hiburan, meski di jalur yang berbeda.

Menurut Emiri, menjadi bintang JAV memberikan peluang untuk mendapatkan perhatian publik, pengakuan, dan penghasilan yang jauh lebih tinggi dibandingkan pekerjaan lainnya. Namun, pilihan ini datang dengan harga yang tidak ringan, terutama dalam aspek emosional dan sosial.

Meski bekerja di industri yang menjanjikan penghasilan besar, Emiri mengungkapkan bahwa kehidupannya jauh dari glamor. Ia sering menangis di lokasi syuting begitu kamera berhenti merekam. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman bekerja sebagai bintang JAV bisa sangat berat secara psikologis, meskipun dari luar tampak menarik.

Salah satu tekanan terbesar yang dirasakannya adalah stigma sosial dan rasa bersalah. Meskipun di Jepang industri JAV memiliki pasar besar, masyarakat masih memberikan stigma kepada individu yang bekerja di bidang ini. Hal ini membuat banyak bintang JAV merasa terisolasi dan sulit untuk kembali ke kehidupan normal setelah pensiun.

Alasan Perempuan Jepang Terjun ke Dunia JAV

Selain cerita Emiri, beberapa alasan yang sering diungkapkan oleh perempuan Jepang yang memilih menjadi bintang JAV antara lain:

1. Penasaran

Menurut Emiri Okazaki, ada beragam alasan mengapa perempuan Jepang memilih untuk terjun ke industri JAV, yang sering kali terkait dengan kondisi ekonomi, latar belakang sosial, atau bahkan gaya hidup. Dalam wawancaranya dengan Asian Boss, Emiri mengungkapkan bagaimana keputusan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kebutuhan finansial hingga keinginan untuk memenuhi gaya hidup tertentu. Alasan utama perempuan Jepang terjun ke industri JAV:

a. Lulusan SMA Tanpa Pekerjaan

Banyak perempuan muda di Jepang yang baru saja lulus SMA namun belum memiliki pekerjaan tetap. Bagi mereka, industri JAV menjadi salah satu pilihan yang tampak mudah untuk mendapatkan penghasilan cepat. Dengan minimnya keterampilan atau pengalaman kerja, bekerja di industri ini sering kali dilihat sebagai jalan pintas untuk mencapai kemandirian finansial.

b. Dari Pekerja Seks Komersial (PSK) ke Industri JAV

Beberapa perempuan yang sudah bekerja sebagai PSK melihat industri JAV sebagai cara untuk meningkatkan penghasilan mereka. Dalam wawancara, Emiri menjelaskan bahwa beberapa di antaranya mencari "uang jajan lebih" dengan memanfaatkan popularitas dan eksposur yang dapat diperoleh dari dunia JAV.

c. Anak Orang Kaya dan Berpendidikan

Tak semua bintang JAV berasal dari latar belakang ekonomi yang sulit. Menurut Emiri, ada juga perempuan yang berasal dari keluarga kaya dan memiliki pendidikan tinggi tetapi tetap memilih industri ini. Alasan mereka sering kali berkaitan dengan keinginan untuk memperoleh penghasilan tambahan tanpa bergantung pada keluarga, atau bahkan karena mereka merasa tertarik dengan tantangan yang ditawarkan oleh dunia hiburan dewasa.

Pernyataan Emiri ini mencerminkan realitas bahwa keputusan untuk terjun ke industri JAV tidak melulu didorong oleh kemiskinan atau kebutuhan mendesak. Ada pula yang melakukannya karena faktor gaya hidup, ambisi, atau rasa ingin tahu terhadap dunia yang menawarkan penghasilan besar dan ketenaran singkat.

Namun, terlepas dari latar belakangnya, keputusan ini sering kali membawa konsekuensi besar, termasuk tekanan sosial dan stigma yang melekat pada para bintang JAV. Hal ini menjadi salah satu tantangan terbesar bagi mereka yang memilih jalur ini, sebagaimana Emiri sendiri akui dalam wawancaranya.

2. Gaji

Salah satu alasan utama perempuan Jepang terjun ke industri JAV adalah penghasilan besar yang ditawarkan. Dalam wawancaranya, Emiri Okazaki menjelaskan bahwa sistem pembayaran di industri ini sangat beragam, tergantung pada jenis kontrak yang disepakati. Tingkat penghasilan ini menjadi daya tarik utama bagi perempuan dari berbagai latar belakang. Jenis-jenis kontrak dan penghasilannya:

a. Kontrak 2 Days Shot

Dalam kontrak ini, aktris bekerja selama dua hari untuk satu proyek syuting.

  • Bayaran berkisar antara USD10.000 (Rp155,6 juta) hingga USD30.000 (Rp467 juta) per proyek.
  • Kontrak ini biasanya ditawarkan kepada aktris yang sudah memiliki reputasi atau dianggap menarik oleh produser, sehingga nilai proyeknya lebih tinggi.

b. Kontrak Single Shot

Jenis kontrak ini melibatkan syuting untuk satu kali produksi, yang umumnya lebih singkat dibandingkan kontrak 2 days shot.

  • Penghasilan berada di kisaran USD2.000 (Rp31,1 juta) hingga USD6.000 (Rp93,4 juta) per proyek.
  • Kontrak ini sering kali diberikan kepada aktris baru atau mereka yang belum memiliki nama besar di industri.

c. Kontrak untuk Pemotretan Sensual

Ada juga jenis kontrak yang hanya mengharuskan aktris memperlihatkan bagian tubuh tertentu, seperti dada, tanpa adegan eksplisit.

  • Bayaran untuk kontrak ini jauh lebih rendah, yakni sekitar USD150 (Rp2,3 juta) hingga USD200 (Rp3,1 juta) per sesi.
  • Kontrak ini biasanya diberikan kepada aktris pemula atau mereka yang hanya ingin mencoba-coba tanpa terjun penuh ke industri.

d. Bayaran Bintang Ternama

Untuk bintang JAV populer seperti Maria Ozawa, pendapatannya jauh melampaui standar industri.

  • Ia dapat menerima hingga USD100.000 (Rp1,5 miliar) untuk satu proyek syuting.
  • Bayaran fantastis ini mencerminkan statusnya sebagai salah satu ikon industri JAV, di mana popularitas dan pengalaman memainkan peran besar dalam menentukan nilai kontrak.

Penghasilan besar yang ditawarkan oleh industri JAV menjadi salah satu daya tarik utama, terutama bagi mereka yang mencari cara cepat untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar. Sistem kontrak yang fleksibel memberikan pilihan bagi perempuan yang ingin terlibat dalam kapasitas berbeda, mulai dari pemula hingga mereka yang mengejar karier penuh waktu.

Namun, meskipun angka-angka ini menggiurkan, penting untuk diingat bahwa keputusan ini datang dengan konsekuensi sosial dan emosional yang signifikan, sebagaimana diungkapkan oleh Emiri dalam pengalamannya sendiri.

3. Haus Popularitas

Emiri Okazaki dengan jujur mengakui bahwa salah satu alasan utamanya terjun ke industri JAV adalah untuk meraih popularitas. Pilihan ini muncul setelah ia mengalami depresi di usia 21 tahun akibat kegagalannya dalam mencapai impian menjadi model terkenal. Karier modelingnya yang mandek membuat Emiri merasa gagal dalam hidup, dan industri JAV tampak seperti peluang untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan yang tidak bisa ia capai melalui jalur konvensional.

Seperti yang diungkapkan oleh Emiri, banyak perempuan Jepang yang melihat industri JAV sebagai pintu menuju ketenaran. Beberapa faktor yang membuat industri ini menarik bagi mereka yang mencari popularitas adalah:

a. Eksposur Media

Bintang JAV sering kali tampil di berbagai platform hiburan Jepang, termasuk acara televisi, pemotretan majalah, hingga kolaborasi dengan merek-merek komersial. Popularitas di industri JAV juga memungkinkan mereka membangun basis penggemar yang besar, baik di dalam negeri maupun internasional.

b. Kesempatan Karier Baru

Beberapa bintang JAV, seperti Maria Ozawa, berhasil memanfaatkan popularitas mereka untuk memperluas karier di luar industri dewasa. Maria, misalnya, dikenal sebagai aktris, model, dan tokoh publik setelah sukses di dunia JAV. Kisah sukses seperti ini menjadi inspirasi bagi perempuan lain yang ingin menggunakan industri JAV sebagai batu loncatan untuk karier yang lebih luas.

c. Penerimaan di Dunia Hiburan Jepang

Meski ada stigma sosial terhadap industri JAV, banyak bintang yang tetap diterima di dunia hiburan mainstream Jepang. Hal ini menciptakan ilusi bahwa ketenaran dapat diraih dengan lebih mudah melalui industri ini, dibandingkan dengan meniti karier di jalur konvensional seperti modeling atau akting.

Namun, keputusan untuk mengejar popularitas melalui industri JAV bukan tanpa risiko. Emiri sendiri mengakui bahwa terlibat dalam industri ini memberikan tekanan emosional yang besar dan stigma sosial yang sulit dihapuskan. Depresi yang dialaminya sebelum memasuki industri sering kali menjadi lebih berat bagi banyak perempuan ketika mereka harus menghadapi realitas kehidupan di industri ini.

Keinginan untuk terkenal adalah salah satu alasan utama yang mendorong perempuan Jepang, seperti Emiri Okazaki dan Maria Ozawa, untuk menjadi bintang JAV. Industri ini menawarkan jalan pintas untuk mendapatkan popularitas dan pengakuan, tetapi datang dengan konsekuensi besar, baik secara emosional maupun sosial. Kisah Emiri menjadi pengingat bahwa keputusan seperti ini sering kali didasarkan pada situasi pribadi yang kompleks dan tekanan untuk memenuhi harapan masyarakat atau diri sendiri.

Penyesalan

Kisah Emiri Okazaki menggambarkan sisi emosional dan sosial yang penuh tantangan dari keputusannya terjun ke industri JAV. Meskipun awalnya ia merasa bahwa pilihannya adalah keputusan pribadi, Emiri tidak bisa menghindari perasaan bersalah yang mendalam, terutama terhadap keluarganya. Pengalaman ini menunjukkan bahwa dampak pekerjaan di industri JAV sering kali meluas ke hubungan keluarga, pasangan, dan kesehatan mental.

1. Konflik dengan Keluarga

Emiri mengungkapkan bahwa setelah memasuki dunia JAV, ia merasa bersalah terhadap orang tuanya meskipun menyadari bahwa ini adalah pilihannya sendiri. Ibunya sangat kecewa hingga:

a. Memutus hubungan komunikasi dengan Emiri selama enam bulan, termasuk memblokir panggilan teleponnya.

b. Merasa malu atas keputusan putrinya, yang menambah beban emosional bagi Emiri.

Masalah keluarga ini berdampak besar pada kondisi mentalnya, menyebabkan stres yang lebih parah daripada tekanan dari pekerjaannya sendiri. Namun, ada momen rekonsiliasi yang mengubah hubungan mereka. Ketika ibunya akhirnya menelepon, ia berkata, "Saya tidak akan pernah memahami karir Anda atau mendukung Anda. Tapi Anda adalah putri saya, dan itu tidak akan pernah berubah." Pernyataan ini membuka jalan untuk hubungan yang lebih baik meskipun tetap ada jarak emosional mengenai pilihan karier Emiri.

2. Konflik dengan Pasangan

Masalah juga muncul dalam hubungan romantisnya. Ketika Emiri mengungkapkan pekerjaannya kepada pacarnya, reaksinya sangat ekstrem:

a. Sang pacar mengancam akan membunuhnya, lalu bunuh diri.

b. Pada satu titik, ia bahkan mengarahkan pisau ke Emiri, menciptakan situasi yang sangat berbahaya.

Hubungan ini mencerminkan stigma dan tekanan sosial yang melekat pada pekerjaan di industri JAV, di mana pasangan sering kali merasa tidak nyaman atau bahkan merasa terancam oleh pekerjaan tersebut.

3. Tantangan dengan Keluarga Pasangan

Masalah lain muncul dengan pasangan barunya. Ketika ibu pasangan Emiri mengetahui pekerjaannya, ia mendesak putranya untuk meninggalkan Emiri, menunjukkan bahwa stigma terhadap profesi ini tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga pada hubungan sosial mereka.

Keputusan Emiri untuk memasuki industri JAV membawa konsekuensi emosional yang berat, termasuk rasa bersalah terhadap keluarga, konflik yang mengancam nyawanya dengan pasangan, dan tekanan sosial dari keluarga pasangan. Meskipun ia berusaha untuk berdamai dengan pilihannya, pengalaman ini menunjukkan bagaimana industri JAV tidak hanya memengaruhi individu tetapi juga jaringan hubungan mereka, sering kali meninggalkan luka yang mendalam. Kisah Emiri adalah pengingat tentang kompleksitas pilihan hidup yang melibatkan nilai-nilai pribadi, keluarga, dan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun