Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kembali Memanusiakan Manusia di Era Digital, Sebuah Refleksi

24 Oktober 2024   18:26 Diperbarui: 24 Oktober 2024   18:48 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketidakhadiran komunikasi yang lebih mendalam dan penuh empati membuat banyak orang hanya fokus pada kemenangan argumen, bukannya mencari pemahaman. Perdebatan di media sosial sering kali tidak didasarkan pada dialog yang sehat dan saling memahami, tetapi justru menjadi ajang untuk mempertahankan pandangan pribadi dan menolak melihat dari sudut pandang orang lain.

Polarisasi ini menciptakan jurang yang semakin lebar antara kelompok-kelompok yang berbeda pandangan, menjadikan diskusi yang sehat dan konstruktif semakin sulit dicapai.

 Masyarakat menjadi lebih terpecah karena adanya kecenderungan untuk memandang pihak yang berbeda sebagai lawan atau musuh, bukan sebagai individu dengan pandangan yang sah. Ini juga menghambat perkembangan pemahaman kolektif dan solusi yang lebih inklusif dalam menangani berbagai isu sosial dan politik.

b. Lunturnya Nilai-nilai Kemanusiaan

Dalam era digital, media sosial memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk menjadi "populer" dengan cepat, melalui jumlah likes, followers, dan interaksi yang dihasilkan dari konten mereka.

 Sayangnya, dalam upaya untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan, sering kali nilai-nilai moral dan etika terabaikan. Banyak orang terdorong untuk membuat konten yang kontroversial, sensasional, atau bahkan tidak benar, hanya untuk mendapatkan engagement lebih banyak. Akibatnya, berita hoaks, ujaran kebencian, dan cyberbullying menjadi masalah yang semakin mengkhawatirkan.

Berita hoaks (palsu) adalah salah satu dampak serius dari fenomena ini. Dalam mengejar popularitas, individu atau kelompok sering menyebarkan informasi yang tidak benar atau menyesatkan demi menarik perhatian banyak orang.

 Informasi ini biasanya dirancang untuk memicu emosi, seperti kemarahan atau ketakutan, sehingga lebih mudah viral. Penyebaran hoaks tidak hanya merusak kepercayaan publik terhadap informasi yang sahih, tetapi juga memperkeruh situasi sosial dan politik dengan menciptakan kebingungan dan memecah belah masyarakat.

Ujaran kebencian juga sering kali muncul di media sosial sebagai cara untuk mendapatkan respons cepat. Orang-orang yang ingin mendapatkan perhatian lebih mungkin memanfaatkan isu-isu sensitif, seperti ras, agama, atau politik, untuk memprovokasi emosi dan menciptakan polarisasi. Ujaran kebencian ini tidak hanya menimbulkan ketegangan sosial, tetapi juga melanggar nilai-nilai dasar tentang hormat dan martabat manusia. 

Kebebasan berpendapat sering kali disalahartikan sebagai kebebasan untuk menghina atau menyerang kelompok lain secara verbal, tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya pada masyarakat.

Selain itu, cyberbullying atau perundungan daring menjadi salah satu fenomena paling merusak di dunia digital. Pengguna yang ingin menonjolkan diri kadang-kadang menggunakan tindakan intimidasi, penghinaan, atau pelecehan terhadap orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun