Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Teka-Teki Klasik Terpecahkan, Penelitian Ilmiah Ungkap Apakah Ayam atau Telur yang Lebih Dulu Ada?

15 Oktober 2024   17:31 Diperbarui: 15 Oktober 2024   17:56 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fosil-fosil dari China menunjukkan telur-telur purba yang sangat kecil, hampir seukuran rambut manusia. Telur-telur ini tidak diletakkan di sarang atau tempat tertentu seperti pada burung dan reptil modern. 

Sebaliknya, telur-telur ini dilepaskan ke dalam air, di mana mereka beterbangan di lautan seperti partikel dalam awan susu, tersebar luas tanpa kontrol. Proses reproduksi ini dikenal sebagai pemijahan, di mana telur-telur yang dihasilkan hanyut dan akhirnya jatuh ke dasar laut.

Reproduksi jenis ini adalah mekanisme awal yang digunakan oleh banyak spesies laut purba. Berbeda dengan hewan darat yang melindungi telur mereka, makhluk-makhluk ini mengandalkan jumlah besar telur yang dilepaskan ke lingkungan untuk memastikan keberlanjutan spesies. 

Meskipun tidak ada struktur atau sarang untuk menjaga telur-telur tersebut, cara ini efektif pada masa itu karena telur-telur tersebut bisa menyebar luas, memberikan peluang yang lebih besar bagi beberapa dari mereka untuk bertahan hidup dan berkembang menjadi individu dewasa.

Dengan evolusi, telur-telur ini kemudian berkembang menjadi bentuk-bentuk yang lebih kompleks dan lebih protektif, seperti telur bercangkang keras yang kita lihat pada burung dan reptil saat ini.

Jika kita memahami telur sebagai "kapsul penunjang kehidupan" untuk embrio hewan, maka telur dalam bentuk dasar sudah ada jauh sebelum ayam atau bahkan hewan darat muncul. Telur-telur awal, seperti yang diproduksi oleh makhluk laut purba, berfungsi sebagai wadah pelindung di mana perkembangan embrio terjadi. Telur bukan hanya produk ayam atau burung, melainkan struktur evolusi yang telah ada selama ratusan juta tahun.

Ratusan juta tahun lalu, ketika makhluk laut seperti ubur-ubur atau cacing primitif berkembang biak, mereka sudah menggunakan bentuk telur sederhana yang mengapung di air dan menjadi bagian dari ekosistem lautan. 

Proses reproduksi melalui telur ini terjadi jauh sebelum hewan darat muncul, apalagi ayam. Telur-telur purba ini tidak memiliki cangkang keras seperti yang kita kenal sekarang, tetapi tetap berfungsi sebagai kapsul yang melindungi kehidupan yang sedang berkembang.

Mengingat bahwa telur-telur ini sudah ada sebelum hewan yang hidup di darat berevolusi, kesimpulan logis adalah bahwa telur---dalam bentuk dasar---muncul jauh sebelum ayam. 

Evolusi kemudian memodifikasi telur ini seiring dengan perubahan lingkungan, yang akhirnya menghasilkan telur bercangkang keras pada spesies seperti burung dan reptil. Ayam sebagai spesies spesifik adalah hasil dari ribuan tahun evolusi burung, dan telur ayam yang kita kenal hari ini adalah produk akhir dari proses evolusi panjang.

Dengan kata lain, telur sebagai struktur reproduksi sudah ada jauh lebih dulu daripada ayam. Ini menunjukkan bahwa jika pertanyaannya tentang telur secara umum, maka telur lebih dulu ada dibandingkan ayam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun