4. Kompleksitas Tugas
Tugas yang lebih kompleks dan membutuhkan pemikiran kritis akan lebih rentan terhadap gangguan akibat multitasking. Jika multitasking dilakukan di antara tugas-tugas yang lebih sederhana, dampak pada IQ mungkin lebih kecil.
Dengan demikian, Christin menyimpulkan bahwa multitasking dapat memiliki dampak negatif pada IQ, tetapi tidak selalu. Penting untuk mempertimbangkan jenis kegiatan yang dilakukan dan bagaimana cara melaksanakannya agar tetap efisien dan efektif.
Ketika seseorang melakukan multitasking dengan mengerjakan dua atau tiga hal secara bersamaan, kualitas pekerjaan yang dihasilkan cenderung berkurang. Beberapa alasan mengapa hal ini terjadi adalah:
1. Pembagian Fokus
Otak manusia tidak dapat sepenuhnya fokus pada lebih dari satu tugas yang memerlukan konsentrasi mendalam pada saat yang sama. Ketika seseorang mencoba untuk membagi perhatian antara beberapa aktivitas, mereka cenderung kehilangan fokus pada masing-masing tugas, yang dapat menyebabkan kesalahan, kelalaian, atau hasil yang kurang memuaskan.
2. Waktu Adaptasi
 Berpindah dari satu tugas ke tugas lain membutuhkan waktu adaptasi, yang dikenal sebagai switching cost. Saat seseorang berpindah fokus, otak memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri kembali dengan tugas baru. Ini berarti bahwa mereka tidak hanya membuang waktu saat berpindah tugas, tetapi juga berisiko kehilangan keterampilan atau pengetahuan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas dengan baik.
3. Stres dan Kelelahan Mental
Melakukan beberapa hal sekaligus dapat menyebabkan stres dan kelelahan mental. Ketika otak merasa tertekan karena mencoba memenuhi tuntutan dari berbagai tugas, hal ini bisa mengurangi kemampuan kognitif dan mempengaruhi kreativitas, yang pada akhirnya mengurangi kualitas pekerjaan.
4. Keterbatasan Memori Jangka Pendek