3. Toleransi Tubuh
Seperti halnya banyak zat bioaktif lainnya, tubuh mungkin mengembangkan toleransi terhadap efek kayu manis ketika dikonsumsi dalam jumlah yang lebih tinggi. Dalam hal ini, manfaat kesehatan yang awalnya terlihat pada dosis rendah mungkin tidak lagi sama ketika dosis ditingkatkan.
4. Risiko Potensi Efek Samping
Mengonsumsi kayu manis dalam jumlah berlebih juga dapat berisiko mengakibatkan efek samping. Misalnya, kayu manis mengandung kumarin, senyawa yang dapat berpotensi berbahaya dalam dosis tinggi dan dapat mempengaruhi kesehatan hati. Oleh karena itu, batas konsumsi yang disarankan membantu menghindari efek samping yang tidak diinginkan.
5. Pengaruh Pola Makan Keseluruhan
Meskipun kayu manis dapat memberikan manfaat tertentu, hasil yang diperoleh dari penggunaannya bisa lebih efektif jika dipadukan dengan pola makan sehat dan gaya hidup aktif. Terlalu fokus pada satu bumbu atau suplemen tanpa memperhatikan aspek lain dari pola makan bisa mengurangi peluang untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, penting untuk tetap dalam batas yang disarankan saat mengonsumsi kayu manis. Meskipun dosis rendah dapat memberikan manfaat, konsumsi berlebih tidak hanya tidak memberikan efek tambahan yang signifikan, tetapi juga dapat berpotensi berisiko bagi kesehatan.
Sebuah meta-analisis yang melibatkan 21 uji klinis dengan total 1.480 partisipan menemukan bahwa konsumsi kayu manis dapat menurunkan indeks massa tubuh (BMI) sebesar 0,40 kg/m dan berat badan sebesar 0,92 kg. Temuan ini menunjukkan bahwa kayu manis dapat memiliki efek positif dalam mengelola berat badan dan indeks massa tubuh. Namun, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan terkait hasil ini:
1. Penurunan BMI dan Berat Badan
Penurunan BMI sebesar 0,40 kg/m dan berat badan sebesar 0,92 kg menunjukkan bahwa kayu manis dapat membantu dalam proses penurunan berat badan, meskipun perubahan ini tergolong kecil. Penurunan yang signifikan dalam BMI dan berat badan dapat berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi risiko penyakit terkait obesitas.
2. Komposisi Lemak dan Massa Tanpa Lemak