Pak Bupati menyeringai, walau masih gugup. "Oke, kita lakukan itu! Kita panggil wartawan besok, buat skenario dramatis. Saling tuduh, tapi jangan ada yang kelewatan, ya!"
Esok harinya, konferensi pers besar digelar di aula kantor pemerintahan. Pak Bupati, Pak Wakil, dan seluruh pejabat kunci berdiri di depan podium. Wartawan dari berbagai media lokal dan nasional hadir, siap meliput apa yang mereka harap menjadi berita besar.
Pak Bupati memulai konferensi pers dengan suara penuh drama, "Saudara-saudara sekalian, kami harus menyampaikan hal yang sangat mengejutkan. Ada sabotase dalam pemerintahan kami! Sejumlah dokumen penting, termasuk laporan proyek, telah dipalsukan oleh pihak-pihak yang ingin menjatuhkan kami!"
Wartawan langsung heboh, kamera berkedip-kedip. Mereka berbisik satu sama lain, mencoba memahami apa yang terjadi. Sementara itu, di belakang, para pejabat tampak saling melirik, siap memainkan peran mereka.
Pak Wakil Bupati mengambil alih, "Kami menyesali bahwa salah satu di antara kami mungkin terlibat dalam penyebaran data palsu ini. Kami tidak akan menuduh siapa-siapa sekarang, tapi kami akan menyelidikinya sampai tuntas!"
Wartawan semakin bingung. Mereka mulai menanyakan pertanyaan tajam, "Siapa yang Anda maksud, Pak Wakil? Apa benar ada sabotase atau ini hanya cara untuk menghindari tanggung jawab?"
Pak Sekda, yang duduk di pojok, tiba-tiba berdiri. Wajahnya terlihat penuh emosi, seperti aktor sinetron yang baru dapat peran utama. "Saya tak bisa diam lagi! Saya tahu siapa yang melakukannya. Saya punya bukti kalau ada pejabat yang sengaja memalsukan dokumen-dokumen ini!"
Pak Direktur Keuangan yang merasa posisinya terancam langsung menyela, "Apa-apaan ini?! Jangan asal tuduh! Kalau mau bicara fakta, ayo kita buktikan di pengadilan!"
Situasi konferensi pers berubah menjadi ajang saling tuduh. Para wartawan semakin semangat mengambil gambar dan membuat catatan. Drama yang diciptakan di atas panggung ini sukses mengalihkan perhatian mereka dari hasil audit yang sebenarnya.
Namun, di tengah keributan itu, tiba-tiba ada suara yang menghentikan segalanya. Seorang perwakilan dari tim audit pusat masuk ke ruangan dengan tenang dan membawa hasil akhir audit.
"Maaf, saudara-saudara," kata perwakilan audit itu dengan nada tenang namun tegas, "drama ini mungkin menarik, tapi kami sudah punya hasil yang valid. Tidak ada sabotase. Semua data dan laporan yang kami audit berasal dari sumber internal pemerintahan ini. Kami juga sudah menganalisis ulang menggunakan sistem AI dan menemukan bahwa lebih dari 70% proyek ini tidak sesuai dengan anggaran yang ditetapkan."