Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pendidikan atau Penyiksaan? Santri Jadi Korban Kekerasan di Lingkungan Pesantren

5 Oktober 2024   14:12 Diperbarui: 5 Oktober 2024   14:23 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/tempomedia 

Keenam, bantuan psikologis juga dapat memberikan dukungan kepada keluarga korban. Orang tua atau wali korban sering kali juga terpengaruh secara emosional ketika anak mereka menjadi korban kekerasan. Melalui konseling keluarga, para ahli psikologi dapat membantu orang tua memahami kebutuhan emosional anak dan mendukung proses pemulihan anak secara efektif. Keterlibatan keluarga dalam proses pemulihan sangat penting, karena lingkungan keluarga yang mendukung dapat mempercepat pemulihan anak dan membantu mereka merasa lebih aman.

Pada akhirnya, bantuan psikologis adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses pemulihan korban kekerasan. Dengan adanya dukungan ini, korban dapat melepaskan diri dari trauma masa lalu, memulihkan kesejahteraan emosional mereka, dan memiliki kesempatan untuk menjalani hidup yang lebih positif dan sehat. Bantuan ini tidak hanya penting untuk pemulihan jangka pendek, tetapi juga untuk memastikan bahwa korban dapat melanjutkan hidup mereka dengan kekuatan mental dan emosional yang lebih baik di masa depan.

Pesan Moral

Pesan moral ini menekankan bahwa pendidikan adalah hak setiap anak dan harus menjadi pengalaman yang menyenangkan dan membangun karakter, bukan menciptakan rasa takut atau trauma. Kekerasan, dalam bentuk apapun, tidak boleh diterima di lingkungan pendidikan, termasuk pesantren. Setiap anak berhak atas lingkungan belajar yang aman, di mana mereka bisa berkembang secara optimal, baik secara akademis maupun emosional. Kita semua memiliki tanggung jawab—orang tua, pendidik, dan masyarakat—untuk menciptakan ruang yang kondusif, penuh kasih, dan mendukung perkembangan mereka.

Dengan bekerja bersama-sama, kita bisa memastikan bahwa pendidikan benar-benar menjadi jalan menuju kebahagiaan, pengembangan diri, dan masa depan yang lebih baik bagi setiap anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun