1. Motivasi Dekorasi dalam Pembuatan Pakaian
Penggunaan aksesoris pada pakaian menyebabkan para penjahit Paleolitik termotivasi untuk menghias pakaian mereka. Arkeolog Francesco d'Errico, penulis makalah di Science Advances, menunjukkan dalam penelitian sebelumnya bahwa artefak dari zaman es, terutama cangkang laut yang ditusuk dan manik-manik, mungkin telah dijahit ke pakaian. Hal ini menandakan bahwa selain fungsionalitas, aspek dekoratif juga memiliki makna sosial dan psikologis yang penting.
2. Penemuan di Situs Sungir
Contoh penting dari penggunaan aksesoris pada pakaian adalah penemuan di situs Sungir, yang berusia sekitar 34.000 tahun dan terletak di dekat Moskow, Rusia. Di situs ini, ditemukan lebih dari 13.000 manik-manik yang diukir dari gading mammoth, menutupi kerangka seorang remaja, seorang anak, dan seorang laki-laki dewasa. Manik-manik ini ditemukan dalam susunan yang teratur, sehingga dapat disimpulkan bahwa manik-manik tersebut dijahitkan ke pakaian yang pas.
3. Faktor Sosial dan Psikologis
Setelah dekorasi pakaian menjadi umum, faktor sosial dan psikologis mulai memainkan peran penting dalam penggunaan pakaian. Alih-alih hanya mempertimbangkan suhu dan perlindungan dari cuaca, manusia purba juga mempertimbangkan aspek-aspek seperti status sosial, identitas kelompok, dan ekspresi diri. Manik-manik, cangkang laut, dan aksesoris lainnya yang dijahit ke pakaian menunjukkan bahwa manusia pada masa itu menggunakan pakaian sebagai cara untuk berkomunikasi dengan orang lain dan untuk menunjukkan posisi mereka dalam masyarakat.
Pakaian pada masa paleolitik tidak hanya berfungsi sebagai pelindung dari cuaca dingin, tetapi juga sebagai media untuk mengekspresikan identitas dan status sosial. Penemuan artefak seperti manik-manik dan cangkang laut yang dijahit ke pakaian menunjukkan bahwa manusia purba menggunakan pakaian sebagai sarana komunikasi sosial dan psikologis. Motivasi dekorasi dalam pembuatan pakaian memperlihatkan bahwa aspek-aspek sosial dan psikologis sama pentingnya dengan kebutuhan biologis dalam sejarah penggunaan pakaian oleh manusia.
Kesimpulan
Pakaian telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia sejak zaman purba. Dari kulit binatang hingga manik-manik mammoth, perjalanan sejarah pakaian mencerminkan evolusi budaya dan kebutuhan manusia. Memahami asal usul pakaian membantu kita lebih menghargai kekayaan budaya dan tradisi yang diwariskan dari nenek moyang. Evolusi pakaian tidak hanya menunjukkan adaptasi manusia terhadap lingkungan, tetapi juga menyoroti aspek sosial dan psikologis yang memainkan peran penting dalam perkembangan peradaban manusia. Dengan demikian, penelitian tentang asal usul pakaian memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana manusia purba hidup, berinteraksi, dan berekspresi melalui busana mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H