Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menelusuri Jejak Pakaian: Dari Kulit Binatang hingga Manik-Manik Mammoth

13 Juli 2024   20:45 Diperbarui: 13 Juli 2024   20:52 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asal usul pakaian memang sangat menarik untuk ditelusuri, terutama karena pakaian adalah salah satu kebutuhan primer manusia yang memiliki peran penting dalam melindungi tubuh dari berbagai kondisi cuaca. Namun, fungsi pakaian tidak hanya terbatas pada aspek biologis, tetapi juga mencakup kebutuhan budaya yang mencerminkan identitas dan status sosial seseorang.

Penelitian mengenai asal usul pakaian sangat menantang karena pakaian jarang bertahan lama akibat bahan-bahannya yang mudah rusak seiring waktu. Namun, beberapa penelitian yang menggabungkan batas termal tubuh manusia dan artefak yang ditemukan pada zaman paleolitikum (zaman batu tua) memberikan wawasan berharga.

Menurut Smithsonian Magazine, studi tentang penemuan pakaian dilakukan dengan menggabungkan berbagai data yang tersedia. Para peneliti memanfaatkan pengetahuan tentang batas termal tubuh manusia, yang merujuk pada kemampuan tubuh untuk bertahan dalam berbagai suhu tanpa pakaian. Informasi ini kemudian dikaitkan dengan artefak yang ditemukan dari zaman paleolitikum, termasuk alat-alat yang digunakan untuk membuat pakaian.

Pada zaman paleolitikum, manusia mulai membuat dan menggunakan pakaian dari bahan-bahan yang tersedia di alam, seperti kulit binatang, bulu, dan serat tumbuhan. Artefak yang ditemukan menunjukkan adanya alat-alat seperti jarum dari tulang dan awl (alat tajam untuk melubangi) yang digunakan untuk menjahit atau menyatukan bahan-bahan tersebut menjadi pakaian.

Studi juga menunjukkan bahwa pakaian mulai digunakan oleh manusia sekitar 170.000 tahun yang lalu, saat mereka mulai bermigrasi ke daerah dengan iklim yang lebih dingin. Pakaian pada masa ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari suhu ekstrem dan kondisi cuaca yang tidak menentu, memungkinkan manusia untuk bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan baru.

Seiring waktu, fungsi pakaian berkembang tidak hanya sebagai pelindung tubuh tetapi juga sebagai simbol budaya dan status sosial. Pakaian menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan identitas, kepercayaan, dan afiliasi kelompok. Misalnya, motif dan bahan pakaian dapat mencerminkan status sosial, peran dalam masyarakat, dan afiliasi kelompok tertentu.

Selain itu, penggunaan pakaian juga dipengaruhi oleh teknologi dan inovasi yang berkembang dari masa ke masa. Dari penggunaan kulit binatang dan serat tumbuhan, manusia kemudian mulai mengembangkan teknik tenun dan pembuatan kain, yang membuka jalan bagi diversifikasi pakaian dan aksesoris.

Secara keseluruhan, asal usul pakaian tidak hanya berkaitan dengan kebutuhan biologis manusia untuk melindungi tubuh dari cuaca, tetapi juga mencakup kebutuhan budaya yang mencerminkan perkembangan sosial dan teknologi dari masa ke masa. Penelitian yang menggabungkan data batas termal tubuh manusia dan artefak paleolitikum memberikan wawasan penting tentang bagaimana pakaian berevolusi dan menjadi bagian integral dari kehidupan manusia.

A. Penemuan Sisa-sisa Pakaian

Penelitian tentang penggunaan pakaian pada zaman paleolitikum (zaman batu tua) sangat menantang karena sisa-sisa pakaian yang terbuat dari kain atau bahan organik lainnya cenderung tidak bertahan dari kondisi keras pada era zaman es, yang berlangsung sekitar 2,6 juta hingga 12.000 tahun yang lalu. Meskipun demikian, para arkeolog tetap berusaha mengungkap penggunaan pakaian pada masa tersebut melalui berbagai bukti tidak langsung.

1. Bukti Penggunaan Pakaian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun