"Sepertinya baru kemarin kita pertama kali bertemu di taman bunga ini," ujar Melody sambil tersenyum kepada Adrian.
Adrian mengangguk setuju, matanya berbinar saat dia mengingat kembali hari itu. "Ya, itu adalah salah satu momen terindah dalam hidupku. Aku tidak pernah menyangka bahwa pertemuan itu akan mengubah segalanya."
Mereka berdua berhenti di bawah pohon rindang yang sama di taman kampus, memandang satu sama lain dengan tatapan penuh kasih sayang. Di antara kebisingan kampus yang riuh, ada kedamaian yang mereka rasakan satu sama lain, seperti dulu.
"Melody," kata Adrian dengan serius, "aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu. Aku tidak ingin ada yang bisa memisahkan kita lagi."
Melody tersentuh oleh kata-kata Adrian, air mata bahagia mengalir di pipinya. "Aku juga merasa seperti itu, Adrian. Kamu adalah cinta pertamaku, dan aku tidak ingin kehilanganmu."
Dengan cincin di tangannya, Adrian berlutut di depan Melody di bawah pohon yang rindang. "Melody, maukah kamu menikah denganku dan menjadi pasangan hidupku untuk selamanya?"
Dengan hati yang berdebar kencang, Melody mengangkat tangan Adrian dan menjawab, "Ya, Adrian, aku mau."
Di antara dedaunan yang hijau dan kicauan burung di udara, mereka bertukar janji cinta abadi di bawah pohon yang telah menjadi saksi dari awal perjalanan mereka.
Dan di Kampus Universitas Bunga Mawar, di antara kelopak-kelopak mawar yang indah, terjalinlah kisah cinta pertama yang telah bertransformasi menjadi janji abadi, menciptakan ikatan yang tak terputus di antara mereka.
Bab 9: Masa Depan yang Cerah
Pernikahan Melody dan Adrian menjadi peristiwa yang sangat ditunggu-tunggu di Kampus Universitas Bunga Mawar. Di antara kelopak-kelopak mawar yang indah, keluarga, teman-teman, dan para rekan sejawat berkumpul untuk merayakan cinta yang tak terlupakan dari pasangan itu.