Berikut adalah rincian biaya hidup di Jepang:
- Untuk sebuah keluarga yang terdiri dari empat anggota, perkiraan biaya bulanan tanpa memasukkan biaya sewa adalah sebesar 46.895.144,3 Rupiah (449.007,8 Yen ). Ini mencakup pengeluaran untuk berbagai kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, transportasi, kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Pengeluaran ini merupakan perkiraan total yang dibutuhkan oleh keluarga dalam satu bulan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka di Jepang. Hal ini penting untuk dipertimbangkan dalam perencanaan keuangan keluarga dan menyesuaikan dengan tingkat pendapatan yang dimiliki.
- Adapun estimasi biaya bulanan untuk satu individu tanpa memperhitungkan biaya sewa adalah sebesar 13.300.436,1 Rupiah (127.347,9 Yen). Angka ini mencakup pengeluaran untuk kebutuhan individu seperti makanan, transportasi, pendidikan, kesehatan, rekreasi, dan kebutuhan pribadi lainnya di Jepang. Perkiraan ini penting untuk dipertimbangkan oleh individu dalam mengelola keuangan pribadi mereka dan menyesuaikan dengan pendapatan yang dimiliki serta gaya hidup yang diinginkan. Hal ini memungkinkan individu untuk membuat perencanaan keuangan yang lebih baik dan menghindari kekurangan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
- Diketahui bahwa secara umum, biaya hidup di Jepang memiliki tingkat yang lebih tinggi, dengan rata-rata 76,2% lebih tinggi daripada di Indonesia. Hal ini mencakup berbagai aspek biaya, termasuk makanan, transportasi, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti tingkat inflasi, struktur ekonomi, standar hidup, dan kebijakan harga dalam kedua negara tersebut. Penting bagi individu atau keluarga yang akan tinggal atau bekerja di Jepang untuk memperhitungkan dan mengelola anggaran mereka dengan bijaksana sesuai dengan kondisi biaya hidup yang ada di negara tersebut.
- Tidak hanya itu, rata-rata biaya sewa di Jepang juga mengalami peningkatan sebesar 78,2% jika dibandingkan dengan biaya sewa di Indonesia. Perbedaan ini mencakup biaya sewa untuk rumah, apartemen, atau tempat tinggal lainnya di kedua negara tersebut. Faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan ini antara lain lokasi geografis, ketersediaan fasilitas, ukuran properti, serta permintaan dan penawaran di pasar perumahan setempat. Oleh karena itu, individu atau keluarga yang merencanakan untuk tinggal atau menyewa tempat di Jepang harus mempertimbangkan anggaran mereka dengan cermat dan mempersiapkan diri untuk biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan di Indonesia.
Data ini memberikan gambaran tentang tingkat biaya hidup yang relatif tinggi di Jepang, terutama dalam hal biaya makanan, transportasi, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Hal ini dapat menjadi pertimbangan penting bagi pekerja asing yang memutuskan untuk tinggal dan bekerja di Jepang.
Cecilia Van Cauwenberghe dari TechVision Group Frost & Sullivan menyoroti pentingnya kesejahteraan sosial dalam konteks pendidikan dan pengembangan pekerjaan sosial di Jepang. Untuk memahami hal ini, penting untuk memahami konsep pekerjaan sosial dalam masyarakat Jepang serta perbedaannya dengan kesejahteraan sosial.
Selama lima tahun terakhir, pemerintah Jepang telah meluncurkan beberapa program utama yang bertujuan untuk menyediakan dukungan pengelolaan uang bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Program-program ini, seperti Program Kehidupan Sehari-hari dan Program Konseling Keuangan Keluarga, memiliki fokus yang berbeda namun sama-sama penting dalam memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkannya.Â
Program Kehidupan Sehari-hari, misalnya, memberikan dukungan pengelolaan uang sebagai syarat untuk mendapatkan manfaat penuh dengan penghasilan minimum. Namun, pendekatan ini dapat menimbulkan kekhawatiran terkait privasi dan kebebasan individu.Â
Sebagai alternatif, beberapa ahli menyarankan pendekatan sebagian kondisional, di mana jenis manfaat tambahan tertentu tergantung pada dukungan pengelolaan uang, tetapi tidak secara ketat terikat. Program Konseling Keuangan Keluarga, di sisi lain, secara eksklusif berfokus pada pengelolaan uang dan memberikan kesempatan bagi pekerja untuk mengikuti pelatihan membantu pengguna dalam hal tersebut.
Meskipun ada keuntungan dari program-program ini, mereka juga memiliki kelemahan. Salah satu kerugian adalah terkait akses dukungan, di mana beberapa masyarakat berpenghasilan rendah mungkin tidak dapat mengakses layanan tersebut tanpa tunjangan bantuan publik. Selain itu, metode bantuan dalam program tersebut bervariasi tergantung pada apakah pengguna menerima bantuan publik atau tidak, serta kemampuan kognitif individu.Â
Sementara program-program ini memberikan manfaat bagi banyak orang, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti masalah kesenjangan akses dan kualitas layanan. Oleh karena itu, langkah-langkah lebih lanjut diperlukan untuk memastikan bahwa pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial di Jepang dapat mencakup seluruh masyarakat dengan baik.
Realita Gaji dan Budaya Kerja
Gaji rata-rata di Jepang bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti lokasi kerja, pengalaman kerja, tingkat pendidikan, dan lainnya. Menurut Salary Explorer, seorang karyawan di Jepang biasanya memperoleh gaji bulanan rata-rata sekitar 515.000 Yen Jepang (JPY), yang setara dengan sekitar 3.794 Dolar AS (USD). Angka ini mencakup tunjangan tambahan seperti perumahan dan transportasi. Rata-rata gaji bulanan untuk karyawan di Jepang berkisar antara 130.000 JPY (958 USD) hingga 2.300.000 JPY (16.944 USD).Â