Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aswaja dan Tantangan Ideologi Trans-Nasional di Era Modern: Menjaga Keseimbangan dalam Dunia yang Kompleks

8 Maret 2024   21:48 Diperbarui: 8 Maret 2024   22:01 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu, hak asasi manusia dalam pandangan liberalisme seringkali dilihat sebagai hak individual yang tidak terbatas, sedangkan dalam pemahaman Aswaja, hak asasi manusia harus disesuaikan dengan ajaran agama dan nilai-nilai masyarakat yang dianggap sesuai.

Sementara itu, sosialisme menitikberatkan pada kesetaraan ekonomi dan redistribusi kekayaan, yang bisa bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam yang dianut oleh Aswaja. Meskipun Aswaja juga menekankan pentingnya keadilan dalam distribusi kekayaan, namun pendekatan yang digunakan dalam Islam lebih mengedepankan konsep keberkahan dalam kekayaan dan penyebaran zakat sebagai bentuk redistribusi yang diatur oleh ajaran agama. 

Prinsip-prinsip ekonomi Islam menekankan pentingnya kepemilikan dan perdagangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, yang mungkin berbeda dengan konsep redistribusi yang diadvokasi oleh sosialisme. Perbedaan dalam pandangan ini menciptakan dinamika kompleks dalam hubungan antara Aswaja dan ideologi liberalisme serta sosialisme. 

Pentingnya pemahaman yang mendalam tentang perbedaan pandangan ini menjadi kunci dalam menjaga kesinambungan dan relevansi Aswaja dalam menghadapi tantangan ideologi yang berkembang pesat di era modern ini.

Tantangan-tantangan ini menunjukkan kompleksitas dalam mempertahankan identitas dan nilai-nilai Aswaja di tengah dinamika global yang berkembang pesat. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang perbedaan ideologi ini serta strategi yang tepat dalam menghadapinya menjadi penting bagi Aswaja untuk tetap relevan dan memperkuat eksistensinya di era modern ini.

Strategi Mempertahankan Aswaja 

Sekolah Aswaja yang diadakan PK PMII Sunan Ampel Kediri, Jumat (12/02/2021). (Foto: NOJ/ Imam Muzakki)/jatim.nu.or.id
Sekolah Aswaja yang diadakan PK PMII Sunan Ampel Kediri, Jumat (12/02/2021). (Foto: NOJ/ Imam Muzakki)/jatim.nu.or.id

PMII sebagai organisasi mahasiswa Islam moderat perlu melakukan beberapa strategi untuk mempertahankan Aswaja: 

1. Memahami Aswaja secara mendalam melibatkan upaya kaderisasi dan pendidikan yang komprehensif tentang ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang diusung oleh Aswaja. Kaderisasi merujuk pada proses pembentukan kader-kader yang memiliki pemahaman yang kuat dan komprehensif tentang Aswaja, serta mampu menjadi pemimpin dan penggerak dalam mempromosikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. 

Pendekatan ini mencakup berbagai kegiatan seperti pelatihan, pembinaan, dan pengembangan kapasitas kader dalam memahami, mengartikan, dan mengaplikasikan prinsip-prinsip Aswaja dalam berbagai konteks kehidupan.

Pendidikan tentang Aswaja juga perlu dilakukan secara komprehensif agar masyarakat dapat memahami dengan baik ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Pendidikan ini meliputi pengajaran di berbagai tingkatan, mulai dari tingkat dasar hingga tingkat lanjutan, dan mencakup berbagai materi seperti teologi, fiqh (hukum Islam), tasawuf (mistisisme Islam), sejarah, dan pemikiran Islam moderat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun