Saat mereka berdiskusi, pintu didobrak paksa. Empat orang berbadan tegap masuk, wajah mereka tersembunyi di balik masker. "Mana buktinya?" bentak salah satu dari mereka, menunjuk ke formulir di atas meja.
Reno dan Bang Burhan saling pandang, kengerian menjalar di nadi mereka. "Ini bukti kecurangan kalian!" balas Bang Burhan dengan suara gemetar namun tegas.
Lelaki berbadan tegap itu tertawa sinis. "Kecurangan? Tidak ada apa-apa di sini. Hanya omong kosong!"
Tangannya terayun ke arah formulir, berniat merampasnya. Bang Burhan sigap menghalangi. Dorongan dan perlawanan tak terhindarkan. Reno yang terpojok terjatuh, kepalanya terbentur meja. Dunia seketika gelap.
Di tengah kesunyian yang mencekam, suara Bang Burhan bergema, "Sekalipun kalian bungkam kami, kebenaran tak akan bisa lenyap selamanya!"
Bab 1 berakhir dengan penuh ketegangan, meninggalkan pertanyaan tentang nasib Reno dan Bang Burhan, serta bukti-bukti kecurangan yang ada di tangan mereka. Ini baru permulaan, kotak Pandora telah terbuka, dan rakyat menunggu untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI