Studi kasus ini menunjukkan bahwa kebijakan pendidikan yang berfokus pada inklusivitas, pelatihan, dan partisipasi komunitas dapat membuka pintu bagi kesetaraan di dunia pendidikan. Hal ini juga menekankan pentingnya pemantauan dan evaluasi terus-menerus untuk memastikan keberhasilan dan efektivitas kebijakan.
E. Menciptakan Narasi Baru: Kesetaraan Gender dalam Media
1. Bagaimana Media Membentuk Persepsi Kita tentang Peran Gender?
Media memiliki peran besar dalam membentuk persepsi kita tentang peran gender. Cara perempuan dan laki-laki digambarkan di media dapat mempengaruhi bagaimana kita melihat diri kita sendiri dan orang lain. Mari kita bahas bagaimana hal ini terjadi:
a. Representasi Stereotip
Media sering kali menggambarkan perempuan dan laki-laki dalam peran yang klasik dan stereotip. Misalnya, perempuan sering kali dihadirkan sebagai yang bertanggung jawab atas pekerjaan rumah dan penampilan fisik, sedangkan laki-laki sering kali dihadirkan sebagai pembawa nafkah yang kuat. Ini dapat mempengaruhi cara kita melihat peran gender dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pengaruh Citra Tubuh dan Penampilan
Media sering memperkuat standar kecantikan yang sempit dan stereotip peran gender. Perempuan sering kali diberi tekanan untuk memenuhi citra tubuh yang ideal, sementara laki-laki mungkin merasa perlu memenuhi standar kekuatan atau maskulinitas tertentu. Ini dapat menciptakan tekanan psikologis dan memengaruhi harga diri.
c. Peran dalam Narasi
Karakter perempuan dan laki-laki dalam narasi media dapat menggambarkan bagaimana masyarakat melihat peran gender. Misalnya, perempuan sering kali dihadirkan sebagai objek romantis atau penerima perlindungan, sementara laki-laki dapat digambarkan sebagai tokoh pemberani atau pemimpin. Ini dapat memengaruhi pandangan kita tentang apa yang dianggap "normal atau "ideal" dalam hubungan dan kehidupan sehari-hari.