Mohon tunggu...
El Sabath
El Sabath Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

"Akar sosial adalah masyarakat dan kajemukan, dan "Fenomena Sosial Di dasarkan pada gambaran nilai normatif Individu, terhadap ruang interaktif relasi sosial, hal yang mendasar adalah sosial sebagai fenomena individu yang tidak terlepas dari sumberdaya, yang relatif dan filosofis, dan apakah ranah sosial adalah sesuatu yang sesuai makna filosofis, atau justru gambaran dari kehampaan semata, yang tidak dapat di ukur sikap atau ruang lingkup sosialkah, yang berarti suatu ilutrasi pamplet kekacauan revolusi massa, atau komunisme historis dalam sejarah pergerakan politik?"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dialog Tiga Benua: "Black Monday" 19 Oktober 1987 - dan Bintaro: Menelusuri Jejak Kemanusian Kita Hari Ini

13 Oktober 2024   16:11 Diperbarui: 13 Oktober 2024   16:14 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Ke-Indonesian Kita Hari Ini: Menelusuri Jejak Kemanusiaan dalam Pluralitas Indonesia".

TanggerangUpdate.com - Bintaro 19 Oktober 1987.

Reflektif dan Kritik: Tragedi Bintaro 19 Oktober 1987.

Tragedi Bintaro yang terjadi pada 19 Oktober 1987 merupakan salah satu kecelakaan kereta api terparah dalam sejarah Indonesia. Peristiwa ini terjadi ketika sebuah kereta api menabrak truk tangki berisi bahan bakar di perlintasan kereta api di daerah Bintaro, Jakarta Selatan, yang mengakibatkan ledakan dahsyat dan menewaskan lebih dari 150 orang.


Refleksi:


Ketika kita merefleksikan peristiwa ini, kita diingatkan akan pentingnya keselamatan dalam sistem transportasi publik. Tragedi ini menunjukkan bahwa kelalaian dan kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan konsekuensi yang mengerikan. Peristiwa ini juga menyoroti pentingnya infrastruktur yang aman, terutama di perlintasan kereta api yang sering menjadi titik rawan kecelakaan. Lebih jauh lagi, tragedi ini mengungkapkan kelemahan dalam sistem manajemen krisis dan tanggap darurat pada saat itu. Kesulitan dalam penanganan korban dan pemadaman api menunjukkan perlunya peningkatan dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Kritik:
Beberapa aspek yang perlu dikritisi terkait tragedi ini dan penanganannya:
1. Kurangnya Pengamanan Perlintasan: Kritik utama ditujukan pada lemahnya sistem pengamanan di perlintasan kereta api, yang memungkinkan truk melintas saat kereta api mendekat.
2. Manajemen Lalu Lintas yang Buruk: Koordinasi antara lalu lintas jalan raya dan kereta api tampaknya sangat minim, menunjukkan kelemahan dalam sistem manajemen lalu lintas terpadu.
3. Ketidaksiapan Tanggap Darurat: Respon yang lambat dan tidak terkoordinasi dari tim penyelamat dan pemadam kebakaran menunjukkan kurangnya kesiapan dalam menghadapi bencana skala besar.
4. Kurangnya Regulasi Keselamatan: Peristiwa ini mengungkapkan kelemahan dalam regulasi dan penegakan standar keselamatan, baik untuk kereta api maupun pengangkutan bahan berbahaya.
5. Minimnya Edukasi Publik: Kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya di perlintasan kereta api menunjukkan perlunya peningkatan edukasi publik.

Kesimpulan:


Tragedi Bintaro 1987 menjadi titik balik dalam sejarah keselamatan transportasi di Indonesia. Peristiwa ini mendorong perbaikan signifikan dalam sistem keamanan perlintasan kereta api, manajemen lalu lintas, dan kesiapsiagaan bencana. Namun, masih diperlukan upaya berkelanjutan untuk memastikan keselamatan publik di semua moda transportasi. Pelajaran dari tragedi ini harus terus diingat dan diterapkan dalam pengembangan infrastruktur dan kebijakan transportasi di masa depan. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap aspek pembangunan dan operasional sistem transportasi publik.

Referensi:

1. Nurbianto, B. (2012). "Tragedi Bintaro 1987, Kecelakaan KABursa Peristiwa Dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun