Sigmund Freud, seorang psikoanalis terkenal, dalam sebuah telaahnya pernah membuat pernyataan bahwa sejak seorang anak dilahirkan ke muka bumi, ia telah diberikan rasa tentang seks. Pemahaman Freud akan hal ini berpijak pada pandangan yang dianggapnya bahwa seks adalah sebentuk daya hidup yang dimiliki oleh setiap manusia. Freud menyebut daya hidup itu dengan istilah libido sexualis (Wirawan, 1981).
Berkaitan dengan ini, aspek perilaku seksual pekerja anak jermal berbeda dengan anak-anak yang lain. Penelusurannya dapat dimulai dari pendekatan intens bagaimana pekerja anak jermal memberikan jawaban atas rangsangan seksual yang mereka alami.
Dalam usaha memahamai perlaku seksual mereka ini, ditempuh cara observasi. Dilakukan penggalian, pengalaman dan pengamatan dengan melihat perilaku orang, memberikan arti pada perilaku dan mencari penyebab atau latar belakang timbulnya perilaku tersebut. Observasi dilakukan melalui tahapan pengamatan, wawancara, dan menganalogikannya.
Dari hasil observasi yang dilakukan, terlihat bahwa manusia dengan tindakan-tindakannya, ada yang mudah dan ada juga yang sulit dilihat dan hanya diketahui dari akibat perbuatan yang dilakukannya. Perilaku yang mudah dilihat dan tidak mudah dilihat dari luar di bagi dalam dua kategori. Pertama, perilaku tertutup (covert behavior), mencakup aspek-aspek mental, antara lain persepsi, ingatan, dan perhatian (perception, attention dan memory). Kedua, perilaku terbuka (overt behavior), mencakup perilaku yang dapat langsung dilihat.
Perilaku terbuka diketahui dengan mengamati perilaku yang secara sadar dilakukan oleh pekerja anak jermal serta melihat pada adanya gerakan reflektoris yang muncul di luar kesadaran.
Perilaku yang overt (tidak terlihat/terselubung) terlihat dari aspek kognitif yakni pencarian pengertian perilaku yang dilakukan oleh subjek penelitian dengan merujuk pada adanya penyadaran, melalui proses penginderaan terhadap rangsangan dan interprestasi yang diberikan.
Di sini subjek digali untuk memberikan reaksi dengan memberikan arti dan mengingat perilaku yang pernah diperbuatnya. Perilaku tertutup ini juga digali untuk melatih emosi ketika terdapat penyadaran terhadap isi perangsangnya yang tampil dari perasaan dan suasana di dalam diri.
Bila dirinci, perilaku seksual para pekerja anak jermal adalah sebagai berikut :
1. Onani/Masturbasi
Onani umumnya dilakukan dengan cara meremas-remas penis dengan tangan sendiri, namun ada juga yang beronani dengan cara memakai sarana atau alat lain. Seperti disebut oleh salah seorang pekerja anak jermal, bahwa ia melakukan onani dengan menggunakan seekor ikan pari yang beranus, yang dianggap menyerupai vagina. Onani dilakukan tidak pada waktu bersamaan, namun biasanya dilakukan pada malam hari ketika dirinya terangsang dan pada saat di jermal tidak ada kegiatan.
2. Menunjukkan Kemaluan kepada Teman Sebaya.
Selama bekerja di jermal, para pekerja rata-rata tidak menyukai berbaju lengkap. Kebanyakan mereka hanya bertelanjang dada sepanjang hari. Pada saat bekerja, mereka hanya mengenakan celana dalam (disebut sempak) atau celana jins kumal dan buntung yang telah disobek di bagian paha.
Mandi, buang air kecil, dan buang air besar dilakukan secara terbuka tanpa ada lagi rasa malu-malu. Jermal yang tidak menyediakan fasilitas mandi cuci kakus (MCK) secara permanen membuat para pekerja disana boleh di mana saja melakukan MCK sepanjang dianggap tidak mengotori areal jermal.