Jika kita mempertimbangkan hari-hari, pekan-pekan, bulan-bulan, sepanjang tahun, dan malam dan siang, kita akan melihat bahwa Allah Yang Maha Bijaksana memberi beberapa hari keistimewaan dan keutamaan yang berbeda dari yang lain. Ada beberapa bulan yang dianggap lebih penting dari bulan lainnya, seperti bulan Ramadhan, di mana orang harus berpuasa pada siangnya dan melakukan ibadah sunnah pada malamnya.
Ada juga bulan yang dianggap haram atau dihormati, di mana berperang dilarang. Hadits-hadits yang berkaitan dengan bulan Rajab sangat lemah dan tidak benar, karena dianggap lebih penting dalam hal shalat dan puasa daripada bulan-bulan lainnya. Oleh karena itu, seorang Muslim tidak boleh mengutamakan atau melakukan ibadah khusus pada bulan Rajab.
Di bawah ini akan saya berikan beberapa contoh hadits palsu tentang keutamaan shalat dan puasa di bulan Rajab.
HADITS PERTAMA
رَجَبٌ شَهْرُ اللهِ وَشَعْبَانُ شَهْرِيْ وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِيْ
"Rajab bulan Allah, Sya'ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan ummatku.
Keterangan: HADITS INI (مَوْضُوْعٌ) MAUDHU'
Kata Syaikh ash-Shaghani (wafat th. 650 H): "Hadits ini maudhu'." [Lihat Maudhu'atush Shaghani (I/61, no. 129)]
Hadits tersebut mempunyai matan yang panjang, lanjutan hadits itu ada lafazh:
لاَ تَغْفُلُوْا عَنْ أَوَّلِ جُمُعَةٍ مِنْ رَجَبٍ فَإِنَّهَا لَيْلَةٌ تُسَمِّيْهَا الْمَلاَئِكَةُ الرَّغَائِبَ
"Janganlah kalian lalai dari (beribadah) pada malam Jum'at pertama di bulan Rajab, karena malam itu Malaikat menamakannya Raghaa-ib..."
Keterangan: HADITS INI (مَوْضُوْعٌ) MAUDHU'
Kata Ibnul Qayyim (wafat th. 751 H): "Hadits ini diriwayatkan oleh 'Abdur Rahman bin Mandah dari Ibnu Jahdham, telah menceritakan kepada kami 'Ali bin Muhammad bin Sa'id al-Bashry, telah menceritakan kepada kami Khalaf bin 'Abdullah as-Shan'any, dari Humaid ath-Thawil dari Anas, secara marfu'. [Al-Manaarul Muniif fish Shahih wadh Dha'if (no. 168-169)]
Kata Ibnul Jauzi (wafat th. 597 H): "Hadits ini palsu dan yang tertuduh memalsukannya adalah Ibnu Jahdham, mereka menuduh sebagai pendusta. Aku telah mendengar Syaikhku Abdul Wahhab al-Hafizh berkata: "Rawi-rawi hadits tersebut adalah rawi-rawi yang majhul (tidak dikenal), aku sudah periksa semua kitab, tetapi aku tidak dapati biografi hidup mereka." [Al-Maudhu'at (II/125), oleh Ibnul Jauzy]
Imam adz-Dzahaby berkata: " 'Ali bin 'Abdullah bin Jahdham az-Zahudi, Abul Hasan Syaikhush Shuufiyyah pengarang kitab Bahjatul Asraar dituduh memalsukan hadits."
Kata para ulama lainnya: "Dia dituduh membuat hadits palsu tentang shalat ar-Raghaa-ib."
Periksa : Mizaanul I'tidal (III/142-143, no. 5879).
HADITS KEDUA
مَنْ صَامَ يَوْماً مِنْ رَجَبٍٍ وَصَلَّى فِيْهِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ يَقْرَأُ فِيْ أَوَّلِ رَكْعَةٍ مِائَةَ مَرَّةٍِ آيَةَ الْكُرْسِيِّ وَ فِي الرَّكَعَةِ الثَّانِيَةِ مِائَةَ مَرَّةٍِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد, لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ أَوْ يُرَى لَهُ.
"Barangsiapa puasa satu hari di bulan Rajab dan shalat empat raka'at, di raka'at pertama baca 'ayat Kursiy' seratus kali dan di raka'at kedua baca 'surat al-Ikhlas' seratus kali, maka dia tidak mati hingga melihat tempatnya di Surga atau diperlihatkan kepadanya (sebelum ia mati)".
Keterangan: HADITS INI (مَوْضُوْعٌ) MAUDHU'
Kata Ibnul Jauzy: "Hadits ini palsu, dan rawi-rawinya majhul serta seorang perawi yang bernama 'Utsman bin 'Atha' adalah perawi matruk menurut para Ahli Hadits." [Al-Maudhu'at (II/123-124)]
Menurut al-Hafizh Ibnu Hajar al-'Asqalany, 'Utsman bin 'Atha' adalah rawi yang lemah.
Lihat : Taqriibut Tahdziib (I/663 no. 4518)
HADITS KETIGA
مَنْ صَامَ يَوْماً مِنْ رَجَبٍ عَدَلَ صِيَامَ شَهْرٍ
"Barangsiapa puasa satu hari di bulan Rajab (ganjarannya) sama dengan berpuasa satu bulan."
Keterangan: HADITS INI ( ضَعِيْفٌ جِدًّا) SANGAT LEMAH
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Hafizh dari Abu Dzarr secara marfu'.
Dalam sanad hadits ini ada perawi yang bernama al-Furaat bin as-Saa-ib, dia adalah seorang rawi yang matruk. [Lihat al-Fawaa-id al-Majmu'ah (no. 290)]
Kata Imam an-Nasa-i: "Furaat bin as-Saa-ib Matrukul hadits." Dan kata Imam al-Bukhari dalam Tarikhul Kabir: "Para Ahli Hadits meninggalkannya, karena dia seorang rawi munkarul hadits, serta dia termasuk rawi yang matruk kata Imam ad-Daraquthni."
Lihat : adh-Dhu'afa wa Matrukin oleh Imam an-Nasa-i (no. 512), al-Jarh wat Ta'dil (VII/80), Mizaanul I'tidal (III/341) dan Lisaanul Mizaan (IV/430).
Maka keutamaan sholat dan puasa di bulan Rajab, tidak terdapat hadits yang shahih mengenai keutamaan sholat dan puasa di bulan tersebut atau mengkhususkan puasa pada bulan tersebut atau melakukan puasa tertentu di dalamnya.
Semoga bermanfaat. Barakallahu fiikum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H