Proses kaderisasi, menurut Suli, adalah penjaringan anggota yang sifatnya terbuka, didasarkan pada persamaan cita-cita, tujuan, dan orientasi politik.
Proses ini bertujuan untuk menciptakan kader yang siap mendukung dan memperjuangkan ideologi serta tujuan partai.
Dalam setiap momentum politik, partai seharusnya mempersiapkan kader yang kompeten untuk menduduki jabatan politik.
Proses kaderisasi yang efektif harus dilaksanakan secara disiplin, sesuai dengan ideologi partai, serta memperhatikan regenerasi dan jenjang karier politik yang jelas.
Hal ini penting untuk menghindari pencalonan non-kader yang dapat menghambat perjuangan ideologi partai.
Sebaliknya, kader partai yang telah melalui proses kaderisasi yang matang akan memiliki loyalitas tinggi dan mampu secara konsisten menerjemahkan serta memperjuangkan visi partai dalam sistem politik.
Suli juga menyoroti pentingnya mekanisme rekrutmen yang transparan, akuntabel, dan berorientasi pada pengembangan kapasitas kader.
Rekrutmen yang didasarkan pada komitmen ideologis partai akan menciptakan kader yang tidak hanya berkualitas tetapi juga memiliki dedikasi terhadap perjuangan partai.
Namun, jika partai politik gagal memenuhi standar tersebut, publik cenderung menilai partai sebagai pragmatis, yang pada gilirannya dapat mengurangi simpati masyarakat terhadap partai tersebut.
Akibatnya, kesinambungan arah dan perkembangan partai politik menjadi terancam.
Lebih lanjut, Suli menegaskan bahwa dengan meningkatnya partisipasi politik masyarakat, terutama generasi muda, partai politik harus mengintensifkan sosialisasi politik.