Sayangnya, ketersediaan sumber daya lokal untuk mendukung proyek berskala besar seperti ini masih terbatas.
Masalah Anggaran yang Kompleks
Salah satu kendala terbesar dalam realisasi proyek AMC adalah masalah pendanaan. Anggaran Rp 8,6 triliun yang direncanakan ternyata membutuhkan kontribusi signifikan dari pemerintah daerah.
Namun, dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang terbatas, sulit bagi Kota Surabaya untuk menanggung biaya sebesar itu tanpa dukungan penuh dari pemerintah pusat dan sektor swasta.
Idealnya, pembiayaan proyek infrastruktur besar seperti ini melibatkan mekanisme pembiayaan bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan investasi swasta.Â
Namun, hingga kini, dukungan anggaran dari pemerintah pusat dinilai kurang optimal, sementara minat investor swasta untuk berpartisipasi juga rendah, mengingat skema bisnis proyek ini dianggap kurang menarik.
Di sisi lain, APBD Surabaya harus dialokasikan untuk berbagai kebutuhan mendesak lainnya, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar.
Ketergantungan pada anggaran daerah membuat proyek ini sulit beranjak dari tahap perencanaan. Terlebih lagi, pengadaan lahan yang mahal dan kompleks di wilayah urban seperti Surabaya semakin memperburuk tantangan pendanaan.
Harapan yang Tak Pudar
Meskipun proyek ini mengalami banyak kendala, kebutuhan akan angkutan massal cepat di Surabaya semakin mendesak. Kota ini tidak bisa terus mengandalkan jaringan jalan yang terbatas untuk menampung pertumbuhan kendaraan yang kian pesat.
Para pakar transportasi menekankan bahwa tanpa sistem angkutan massal yang andal, Surabaya berisiko menghadapi kemacetan kronis seperti yang terjadi di kota-kota besar lainnya.