Karim setuju. Kami segera menghubungi teman-teman yang lain, mengatur pertemuan di masjid untuk membahas rencana ini. "Kita bisa mengadakan acara amal, sekalian berbagi makanan," tambah Karim penuh semangat.
Akhirnya, hari yang ditunggu tiba. Kami mengumpulkan sumbangan dari teman-teman dan warga sekitar. Suara tawa dan ceria anak-anak yang bermain di luar masjid menciptakan suasana hangat, meski rasa cemas menyelimuti kami. Acara ini bukan hanya tentang berbagi makanan, tetapi juga tentang mengingat bahwa kita adalah satu keluarga yang saling mendukung.
Aku mengingat betul hadis yang menjelaskan hal itu, di mana orang-orang beriman itu ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh ada yang sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakitnya.
Ketika acara berlangsung, Pak Ahmad datang, tampak ragu untuk menerima bantuan. Namun, kami semua bersikeras. "Bapak telah mengajarkan kami banyak hal, kini saatnya kami membalas budi baik Bapak," kataku, berharap ia mengerti.
Dengan penuh haru, Pak Ahmad menerima bantuan itu. Ia terisak, mengungkapkan betapa bersyukurnya ia memiliki orang-orang yang peduli.
"Anak-anak, kalian telah memberi saya lebih dari sekadar bantuan material. Kalian mengingatkan saya akan pentingnya berbagi dan bersyukur," ujarnya dengan suara penuh emosi.
Saat kami bersiap untuk menutup acara, tiba-tiba suara gaduh terdengar dari luar. Beberapa anak berlarian ke arah kami dengan wajah panik. "Ada yang terjatuh ke dalam genangan air besar!" teriak salah seorang anak.
Aku dan Karim segera berlari ke arah suara itu, diikuti oleh beberapa orang dewasa. Dalam perjalanan, hatiku berdebar. Bayangan buruk melintas di benak, apakah ini adalah kejadian yang serius?
Ketika kami sampai, terlihat seorang anak laki-laki kecil, Solihin, terjebak dalam genangan air yang dalam. Ia berjuang melawan arus kecil yang terbentuk dari hujan lebat semalam. Tanpa pikir panjang, Karim segera melompat, menariknya keluar dengan cepat. Anak itu menangis ketakutan, namun berkat Karim, ia selamat.
"Jangan takut, Solihin. Semuanya sudah baik-baik saja," kata Karim lembut, menepuk bahunya.
Ketika kami kembali ke masjid, orang-orang menyambut dengan syukur. Hari itu, kami semua belajar tentang betapa berharganya hidup ini, tentang kekuatan berbagi, dan tentang keajaiban yang bisa terjadi ketika kita saling mendukung.