"Sudah, sampeyan urus sama Burhan," ujar Pak Suko. Burhan yang disebut Pak Suko waktu itu adalah kepala bagian keuangan RS PKU Muhammadiyah Surabaya.
Pak Suko memimpin rumah sakit tersebut selama sebelas tahun (tahun 2002 -- 2013). Posisinya kemudian digantikan oleh dr. Achmad Aziz.
***
Pak Suko berdiri di podium lagi. Kali ini, tidak ada insiden lampu mati. Pak Suko tidak lagi mengetuk mikrofon, tetapi hanya tersenyum, lembut dan penuh kehangatan. Mata yang masih basah menatap dengan penuh perhatian.
Sebelum mengucapkan salam, Pak Suko menghela napas ringan. Senyumnya semakin lebar, dan dengan nada suara yang lembut dan menenangkan, terucaplah salam yang menggema penuh kehangatan.
Pak Suko menyampaikan bahwa pencapaian dan kemajuan UM Surabaya dengan tagline "Kampus Sejuta Inovasi" adalah hasil kerja keras bersama. Ia sangat bersyukur atas dedikasi semua pihak yang ikut membangun dan mendorong kemajuan UM Surabaya.
"Dalam momentum wisuda yang terakhir ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu saya selama ini," katanya.
Pak Suko juga memohon maaf apabila dalam kepemimpinannya ada banyak hal yang belum terwujud, serta kesalahan dalam perilaku maupun ucapan, baik yang disengaja maupun tidak.
Mengakhiri pidatonya, Pak Suko menyampaikan sebuah pantun:
Nelayan berlayar arungi samudera,
Menerjang ombak berdebur kencang.
Hadirin merespons dengan semangat, "Cakep!"
Meski waktu berpisah telah tiba,
Namun kenangan indah takkan pernah hilang.