Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Suara Muhammadiyah, Majalah Tertua, dan Industri Media Massa

16 Agustus 2023   19:25 Diperbarui: 17 Agustus 2023   09:12 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: tribunnewswiki.com

***

Jika merujuk keberadaan media massa, tentu salah satunya terkait belum dimilikinya institusi yang memadai. Pekerjaan rumah yang satu ini hingga sekarang belum terselesaikan.

Banyak yang mengasumsikan ketiadaan entitas itu karena Muhammadiyah lebih berkonsentrasi merawat aset-aset dan amal usahanya.

Kehadiran industri media massa rasanya dibutuhkan Muhammadiyah yang makin matang dengan gerakan dan pengaruhnya di negeri ini.

Industri media massa itu bisa tercipta melalui tangan-tangan kreatif. Mereka yang mampu melahirkan karya-karya inovatif dan berkualitas yang bisa dinikmati khalayak luas.

Selain itu, industri media massa yang dibutuhkan Muhammadiyah harus mampu menciptakan regenerasi agar siklus organisasi bisa berjalan berkesinambungan. Juga berkomitmen dengan manajemen yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur.

Berkolaborasi dengan baik melalui aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta penetapan tujuan. Dengan manajemen yang baik tentu akan melahirkan produk dan kebijakan yang baik pula.

Lahirnya industri media massa  sangat berguna untuk melayani kepentingan umat. Juga sebagai media dakwah, penyebaran informasi, kontrol sosial, peneguhan nilai-nilai keislaman, dan memberdayakan umat.

Dalam sejarahnya, Muhammadiyah adalah organisasi otonom yang concern dengan dakwah. Hal itu bisa didefinisikan dengan spirit amar makruf nahi mungkar, yakni penyebarluasan ajaran atau paham. Sementara industri media massa merupakan instrumen untuk penyebarluasannya.

Ada beberapa catatan yang mesti dilihat. Pertama, hingga kini, perhatian Muhammadiyah terhadap industri media massa masih berkesan konvensional. Kalau pun Muhammadiyah punya produk belum dioperasionalkan secara profesional.

Pengelolaannya masih mengandalkan dukungan dan sokongan dari anggota dan simpatisan dengan membangun ikatan-ikatan komunal. Hal ini sebagai upaya merekatkan mereka agar bisa mendukung media Muhammadiyah, baik yang bersifat official maupun afiliasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun