Tidak bisa instan dan dadakan. Tidak seperti sekarang. Yang kelewat paham soal musik pun bisa jadi musisi. Tinggal klik-klik tanpa harus belajar ini itu bisa menciptakan musik.
Jebulnya, karena adanya teknologi yang semakin memudahkan, banyak orang ingin jadi musisi. Tanpa perlu memperdalam ilmu musik.
Mereka bikin lagu asal-asalan. Motivasinya biar cepet terkenal dan cepet kaya. Akhirnya kualitas musik yang dibuat mengalami degradasi.
***
Alberthiene Endah menulis buku tentang penyanyi legendaris Chrisye. Semacam biografi. Judulnya, Chrisye: Sebuah Memoar Musikal. Buku bagus yang tergolong laris.
Dari wawancara mendalam dengan Chrisye, Albertine menceritakan soal album LCLR '77 dan '78 bisa tercipta. Waktu itu, album itu dianggap hebat.
Albertine mengisahkan Radio Prambors Rasisonia. Radio anak muda yang dianggap terkenal dan "paling gaul" di zamannya.
Belakangan saya baru tahu kalau nama itu singkatan dari Prambanan, Mendut, Borobudur, dan Sekitarnya (Prambors) dan Radio Siaran Sosial Niaga (Rasisonia).
Ketika itu, Prambors ingin memutar lagu-lagu Indonesia, namun tak memiliki kesesuaian selera dengan rilisan perusahaan rekaman yang ada.
Prambors merasa perlu untuk mencetaknya sendiri. Hal itu perlu dilakukan untuk menjawab solusi mereka. Yang tak puas dengan rilisan perusahaan rekaman.