Namun setidaknya ada tugas-tugas mendesak yang perlu diselesaikan segera. Pertama, terkait tragedi Kanjuruhan. Pengusutan dan penyelesaian kasus ini berkesan jalan di tempat. Sementara publik menantikan dengan sangat akan penegakan keadilan seadil-adilnya dalam kasus ini.
Kedua, memastikan bergulirnya kompetisi yang sehat dan terukur. Jangan ada lagi ketidakpastian kompetisi atau penghentian kompetisi di tengah jalan. Hal itu sangat merugikan, khususnya bagi para pemilik klub sepak bola.Â
Ketiga, PSSI harus memberdayakan asprov sebagai kepanjangan tangan untuk menggerakkan kompetisi kelompok umur di daerahnya. Sebab, merosotnya prestasi timnas saat ini tak lepas dari buruknya pembinaan pemain muda dan juga pengelolaan timnas.
Untuk mengukuhkan ketika tugas tersebut, rasanya PSSI butuh pemimpin yang superman. Kenapa? Karena masalah yang melilit urusan sepak bola kita sudah sangat akut. Ibarat kanker sudah stadium 4.
Dari pemimpin superman itu akan terbentuk superteam. Merekalah yang diharapkan akan mampu membawa revolusi sepak bola di Tanah Air. Sehingga mampu memulihkan kepercayaan publik terhadap kepemimpinan PSSI mendatang.Â
Masalahnya, apakah para calon ketua umum yang sudah mendaftar menjadi calon ketua umum PSSI itu bisa menjadi superman? Kita lihat saja nanti. (agus wahyudi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H