Akhir hayatnya, sebut Kuncarsono, sungguh misteri. Pilihannya pindah ke Surabaya saat sakit menjadi tanda tanya sampai sekarang. Menurut, Rob van de Ven Renardel, satu ahli waris elite zaman Belanda yang dimakamkan di Peneleh, keputusan Merkus keluar ibu kota, bahkan saat sakit, menimbulkan teka-teki di sejarah Belanda.
Jelajah sejarah berikutnya, para difabel diajak ke Sumur Jobong. Lokasinya di Pandean Gang I, sekitar 75 meter dari Makam Belanda Peneleh. Ini sumur yang fenomenal.
Sumur Jobong adalah peninggalan era Kerajaan Majapahit, sekitar abad 15. Sumur ini berada di bawah permukaan tanah dan masih mengeluarkan air yang jernih dan segar.
Usai dijelaskan oleh pemandu, para difabel tertarik untuk merasakan air Sumur Jobong. Satu per sati dari mereka menuruni dan masuk ke dalam ruang bawah tanah di mana sumur berada.
Para difabel tersebut dibantu Agus Santoso, juru pelihara (jupel) Sumur Jobong. Mereka kemudian mengambil air dengan dengam cebuk mandi, lalu membasuhkan air sumur itu ke mukanya.
Dengan bahasa isyarat, mereka mengaku merasakan kesegaran air sumber di Sumur Jobong itu. Seperti kebiasaan mereka kalau mengambil air wudhu sebelum melaksanakan salat.
Objek terakhir jalan jalan sejarah ini adalah Rumah Lahir Bung Karno di Pandean IV. Kali pertama ditemukan jejak sejarah rumah ini kemudian membalikkan sejarah, jika Soekarno tidak lahir di Blitar, melainkan di Kota Surabaya.
Rumah Lahir Bung Karno ini merefleksikan dimulainya lembar sejarah pergerakan hingga kemerdekaan. Di mana Soekarno kecil, remaja, dan dewasa tinggal lama di Surabaya.
Sayang, saat dikunjungi, Rumah Lahir Bung Karno yang masih dalam proses dimanfaatkan sebagai museum. Jadi tidak bisa melihat seisinya. Para pekerja difabel hanya bisa berfoto di depan dan mengintip dari lubang kunci.
Penjelajahan berakhir. Para difabel benar-benar antusias menikmati jalan-jalan-jalan ini. Mereka kepingin kembali lagi, blusukan lagi. Menikmati cerita-cerita sejarah yang sama sekali belum diketahui. (agus wahyudi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H